Informasi yang diperoleh Serambinews.com, kosongnya pupuk bersubsidi jenis urea di Abdya itu, dipicu pihak distributor menghentikan sementara penyaluran ke kios-kios pengecer.
Hal ini dipicu, pihak distributor keberatan kepada PT Pupuk Iskandar Muda atau PT PIM selaku produsen pupuk bersubsidi jenis Urea, belum memiliki gudang penyangga di Abdya.
Akibatnya, selama ini pihak distributor sebelum menyalurkan ke kios-kios pengecer resmi di Kabupaten Abdya, harus mengambil pupuk tersebut ke gudang penyangga di Nagan Raya dengan jarak tempuh sekitar 91 Km.
Bukan saja jarak yang jauh, pihak distributor juga dibebankan harus membayar ongkos angkut dan bongkar dari Nagan ke Abdya. Atas dasar itulah, pihak distributor menghentikan sementara penyaluran urea.
“Distributor rugi, dan keberatan beberapa beban ini diberikan kepada mereka. Kita berharap persoalan ini ada titik temu, sehingga petani bisa mendapatkan pupuk,” pungkas Putra. (*)