Kupi Beungoh

Nek Munah Pidie Jaya, KPK, dan Pembangunan Kita (I)

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahmad Human Hamid, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Jika terjadi perobahan yang signifikan, berarti ada pembangunan yang baik, berhasil,dan telah dilakukan dengan serius.

Jika tidak ada penambahan manusia usia lanjut secara signifikan, maka seluruh kemajuan lain tak usah diperiksa lagi, karena memang tak akan ada, atau kalaupun ada namanya adalah kemajuan, pertumbuhan, dan pembangunan yang tidak berkualitas.

Sebuah publikasi Reuter pada tahun 2019 mengambarkan sebuah grafik proporsi manusia usia lanjut yang berurusan dengan pembangunan dan kemajuan negara.

Pada tahun 2000 jumkah penduduk dunia yang berusia di atas 65 tahun adalah 7 persen dan pada tahun 2050 jumlahnya akan menjadi 15 persen.

Pada tahun 2006, Jepang sebagai salah satu negara maju meduduki tempat teratas jumlah manusia usia lanjut-65 tahun ke atas, yakni 20 persen, dan pada tahun 2050 akan mencapai lebih dari 35 persen.

Negara-negara lain yang hebat pembangunannya yang segera akan menyusul Jepang adalah Korea Selatan, Jerman, dan Cina.

Memang benar, kenaikan prosentase itu berurusan dengan perobahan komposisi demografi akibat kelahiran, akan tetapi jumlah komulatif manusia berumur lebih dari 65 tahun tetap saja bertambah secara sangat signifikan.

Penyebabnya? Kemajuan dan pembangunan ekonomi.

Jumlah penduduk usia lanjut di negara-negara berkembang yang laju pertumbuhan ekonominya tinggi juga cenderung mengikuti apa yang terjadi di Jepang, Jerman, Korea Selatan.

Cina bahkan lebih cepat pertumbuhan jumlah kelompok penduduk usia tua.

Logika pembangunan membawa kemakmuran dalam arti luas menjadi tercermin dengan fenomena presentase jumlah manusia berumur lebih 65 tahun yang mempunyai kenaikan tinggi.

Kemajuan pembanguan di Indonesia telah menghasilkan peningkatan umur, dan harapan hidup telah diikuti dengan peningkatan jumlah lansia.

Jumlah pendulum Indonesia yang berumur di atas 60 tahun telah bertambah dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019.

Pada tahun 2035 diperkirakan jumlah manusia Indonesia yang berumur lebih dari 60 tahun akan terus meningkat menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%) (Kemenkes 2021).

Kenaikan jumlah pendulum usia lanjut dalam sebuah negara juga tidak merata, sangat tergantung dengan kinerja pemerintah dan pembangunan wilayah bawahan, seperti provinsi atau negara bagian.

Hal itu terjadi di Cina, di semua negara ASEAN, dan juga termasuk di Indonesia.

Di Indonesia, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah adalah tiga provinsi yang mempuyai  proporsi jumlah orang tua yang banyak, baik secara jumlah absolut, maupun prosentase.(*)

*) PENULIS adalah Sosiolog, Guru Besar Universitas Syiah Kuala.

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Berita Terkini