Burung-burung tidak berkicau dan kucing yang biasa menunggu Cheng membuka toko tidak terlihat.
Awalnya, Cheng memang tidak terlalu memperhatikan kejanggalan di pagi itu, Bunda.
Baca juga: 16 Tahun Tsunami Aceh | Peukan Bada Tinggal Kenangan
Namun, tiba-tiba ia mendengar suara gemuruh yang sangat kuat dan kencang.
Cheng melihat orang-orang keluar dari toko mereka kemudian kembali masuk ke dalam.
Selang beberapa saat, Cheng mengatakan bahwa orang-orang kembali berlarian dan berteriak.
Dia pun segera mengambil kemenyan dan meminta bantuan pada leluhur.
Namun, air yang datang justru semakin banyak dan membuatnya semakin takut.
"Orang-orang histeris dan berlari menuju masjid sambil berteriak. Dan kemudian saya melihat air mengalir lebih banyak mengalir di jalan dan menuju masjid. Saya menjadi takut dan berlari ke atas," ,” kata Cheng.
Baca juga: 16 Tahun Tsunami Aceh | Kisah Maisarah Gendong Puteri Semata Wayang Mencari Keberadaan Suami
Saat menyaksikan tsunami Aceh pada 2004 silam, Cheng mengatakan bahwa ia melihat pria berpakaian putih yang mengangkat Masjid Agung agar tidak hancur terkena hantaman air.
Cheng Mengaku Melihat Malaikat
Cheng menyaksikan dahsyatnya tsunami Aceh tahun 2004 silam secara langsung dari atas balkon tokonya.
Namun, ada hal yang tidak akan pernah Cheng lupakan.
Dia mengatakan bahwa dirinya melihat pria jangkung berpakaian putih mengangkat Masjid Agung seakan menjaga agar masjid tak hancur dihantam kerasnya air.
"Tiba-tiba saya melihat sesuatu yang sangat aneh. Ada pria jangkung mengenakan pakaian putih.
Mereka membuat gerakan seperti polisi mengarahkan lalu lintas. Mereka berdiri di berbagai tempat di depan Masjid Agung dan air mengikuti arahan mereka," katanya.
Baca juga: 16 Tahun Tsunami Aceh - Kisah PLTD Apung dan Cerita Korban Tsunami yang Selamat