Berita Aceh Singkil

Tim Pencari Nelayan Hilang di Aceh Singkil Temukan Life Jacket Bertuliskan Dishub Aceh

Penulis: Dede Rosadi
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Life jacket yang ditemukan tim pencari nelayan hilang di Desa Pulau Baguk, Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil, Minggu (1/8/2021)

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Pencarian dua nelayan asal Desa Pulau Baguk, Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, belum berbuah hasil hingga, Minggu (1/8/2021) pukul 14.35 WIB. 

Kendati telah mengerahkan empat kapal. Satu diantaranya pukat cincin KM Sejati yang lebih tahan dari cuaca buruk.

Nelayan yang hilang Zakaria (68) dan Syafrizal (39). Keduanya pergi melaut, Jumat (30/7/2021) sore.

Proses pencarian juga terkendala cuaca buruk berupa hujan dan angin mulai turun memicu terjadinya gelombang tinggi. 

Baca juga: Terkendala Cuaca, Pencarian Nelayan Hilang tak Maksimal

Termasuk pukat cincin, akibat cuaca tak bersahabat untuk sementara berlindung ke Sarang Gantung, Kecamatan Pulau Banyak Barat.

"Dikarenakan faktor cuaca SRU 1 terpaksa berlindung ke Sarang Gantung," kata Sekretaris Satgas Search and Rescue (SAR) Kepulauan Banyak. 

Saat melakukan penyisiran Tim Search and Rescue Unit (SRU) I tersebut sempat menemukan life jacket berwarna orange mengapung di laut.

Tapi tim pencari perkirakan bukan milik korban. Life jacket tersebut bertuliskan Dishub Aceh TA (tahun anggaran) 2019.

Baca juga: Harga Emas Hari ini di Lhokseumawe, Berikut Rincian Harga Emas Per Mayam

"SRU 1 menemukan life jacket di koordinat 2°12.529' N 97°31.987' E tapi kemungkinan bukan milik korban," jelas Yudistira.

Dua nelayan asal Desa Pulau Baguk, Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil, hilang kontak sejak pergi melaut, Jumat (30/7/2021) sore kemarin.

Kedua nelayan tersebut Zakaria (68) dan Syafrizal (39). Mereka berangkat melaut menggunakan perahu kayu dengan tujuan mancing.

Belum pulangnya dua nelayan membuat cemas keluarga. Sebab, saat malam kejadian turun badai berupa hujan disertai angin yang memicu terjadinya gelombang tinggi.

Biasanya nelayan pergi melaut sore lantas pulang malam. Namun hingga siang belum juga pulang. 

Baca juga: Putra Danramil di Nagan Raya Lulus Akademi Militer Hanya Sekali Seleksi, Begini Cerita Sang Ayah

Kecemasan kian bertambah, lantaran diketahui hanya sedikit membawa perbekalan makan.

Halaman
12

Berita Terkini