Bendungan Karet

Sangat Mendesak, Aminullah Minta Menteri PUPR Bangun Bendungan Karet Baru di Lambaro

Penulis: Herianto
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan desain bendungan karet Lambaro yang baru.

Laporan Herianto I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Walikota Banda Aceh Aminullah Usman meminta Kementerian PUPR, segera membangun kembali bendungan karet yang baru di Lambaro, Aceh Besar, karena bendungan karet yang lama sudah tidak layak lagi digunakan untuk meningkatkan ketinggian permukaan air sungai guna kebutuhan air baku PDAM Tirta Daroy.

“Bendungan karet itu sejak dibangun 2002 lalu sampai 2021, sudah berulangan kali bocor dan setelah di tambal, tidak lama kemudian bocor lagi," kata Walikota Banda kepada Serambinews.com, Minggu (1/8) di Banda Aceh.

Aminullah menyatakan, permohonan itu disampaikan karena sejak bendungan karet tersebut tak berfungsi, pelayanan distribusi air bersih kepada pelanggan PDAM Tirta Daroy yang mencapai 50.000 sabungan lebih itu, jadi terkendala.

Untuk Kepentingan PDAM, Bendungan Karet Lambaro Dibangun Dua Tahun Lagi

Apalagi, air minum itu, bagian dari kebutuhan pokok manusia yang harus tersedia dalam setiap saat dibutuhkan.

Salah satu fungsi dari bendungan karet Lambaro itu, kata Walikota Banda Aceh itu, adalah sebagai penahan permukaan air sungai Krueng Aceh, agar tetap stabil pada musim kemarau. Tapi setelah tahun 2020 lalu karet bendungan bocor kembali, permukaan air sungai menurun, akibat dari itu pasokan air baku ke bak penyaringan airminum PDAM ikut menurun.

Untuk meningkatkan pasokan volume air baku, kata Aminullah Usman, pihak manajemen PDAM Tirta Daroy, harus menambah pompa penyedot air baku di pintu air baku yang ada dipinggiran Sungai Krueng Aceh di Lambaro, Aceh Besar.

Bendungan Karet Lambaro Masih Bermasalah, Produksi Tirta Daroy 80 Persen

Bahaya bendungan karet tidak berfungsi tidak hanya membuat permukaan air sungai turun, hingga membuat pasokan air baku untuk PDAM Banda Aceh dan Aceh Besar menurun.

Tapi, kata Walikota pada saat pasang besar air laut, bisa membuat air sungai yang ada dekat pintu penyedot air baku PDAM ikut tercemar dengan air laut dan rasa air baku PDAM nanti menjadi asin, karena pada bendungan karet yang lama, sudah tidak ada pembatas lagi.

Dari dua permasalahan itu, kata Walikota BandaAceh, Aminullah Usman, pihaknya memohon kepada pihak Kementerian PUPUR melalui Balai Wilayah Sungai I yang ada di Aceh, setelah perencanaan disain pembangunan bendungan karet yang baru, selesai dikerjkan pada tahun 2021 ini, dilanjutkan kepada pengalokasian anggarannya anggaran pekerjaan fisik bendungan pada tahun depan.

Karena, menurut laporan Direktur PDAM Tirta Daroy T Novizal Aiyub, sejak bendungan karet Lambaro bocor dan tidak berfungsi lagi, pada tahun lalu, ketinggian permukaan air Sungai Krueng Aceh, terus menurun, apa lagi pada saat musim kemarau.

Kondisi itu membuat pasokan air baku PDAM ke bak pembersihan, air baku menjadi air bersih dan air minum, debitnya langsung turun 30-40 persen.

Pada tahun lalu, lanjut Direktur PDAM, untuk meningkatkan produksi dan distribusi air minum kepada masyarakat di wilyah Kota Banda Aceh pihak manajemen PDAM Tirta Daroy, telah menyelesaikan pekerjaan peningkatan produksi air minumnya dari 650 liter-700 liter/detik menjadi 850-900 liter/detik.

Untuk peningkatan produksi air minum itu, lanjut Novizal Aiyub, membutuhkan tamabahan pasokan air baku yang banyak.

Sebelum bulan puasa lalu, pihak PDAM Tirta Daroy bersama PDAM Tirta Motala, Aceh Besar, Balai Wilayah Sungai I Sumatera dan Balai Perkim Aceh, sudah pernah membangun risdam atau bendungan sementara, untuk menambal kembali bendungan karet di Lambaro yang bocor.

Halaman
12

Berita Terkini