Viral Medsos

Apa Itu Body Shaming? Ungkapan Negatif pada Nurul Akmal setelah Pulang dari Olimpiade Tokyo 2020

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nurul Akmal, lifter putri asal Aceh yang tampil di kelas berat +87 kg cabanng angkat besi di Olimpiade Tokyo 2020

Mengomentari secara negatif tentang ukuran atau bentuk tubuh seseorang dapat sangat merusak.

Bagi yang menerima body shaming nantinya akan berpotensi menyebabkan harga diri rendah, kemarahan, menyakiti diri sendiri dan bahkan gangguan kesehatan mental, khususnya gangguan dismorfik tubuh.

Cakupan body shaming sangat luas, dan dapat mencakup, meskipun tidak terbatas pada, mempermalukan gemuk, mempermalukan kurus, mempermalukan tinggi badan, mempermalukan rambut (atau kekurangannya).

Juga mempermalukan warna rambut, bentuk tubuh, dan otot (atau kekurangannya), mempermalukan penampilan (fitur wajah), dan dalam arti luas bahkan mungkin termasuk mempermalukan tato dan tindikan atau penyakit yang meninggalkan bekas fisik seperti psoriasis. 

Baca juga: Sosok Nurul Akmal, Atlet Angkat Besi yang Kena Body Shaming di Bandara

Manifestasi body shaming dalam banyak cara:

  • Mengkritik penampilan diri sendiri, melalui penilaian atau perbandingan dengan orang lain.
  • Mengkritik penampilan orang lain di depan mereka
  • Mengkritik penampilan orang lain tanpa sepengetahuan mereka.
  • Body shaming sering mengarah pada perbandingan dan rasa malu, dan melanggengkan gagasan bahwa orang harus dinilai terutama karena fitur fisik mereka.

Sayangnya, body shaming terjadi di antara pria dan wanita dengan berbagai bentuk dan ukuran tubuh.

Contoh kata-kata body shaming seperti "terlalu gemuk" , atau "terlalu kurus", sering memilih kekurangan yang sama sekali tidak relevan.

Baca juga: Netizen Kecam Pelaku Body Shaming Terhadap Nurul Akmal

Mengapa terjadi body shaming?

Opini publik tentang standar kecantikan yang telah melekat di dalam diri menjadi salah satu pemicu terjadinya body shaming.

Saat ini, seseorang lebih menerima menjadi berbeda dari orang lain namun dengan tekanan dari media sosial, individu muda lebih cenderung ingin terlihat dengan cara tertentu.

Komentar negatif dan gambar yang memprovokasi dapat mendorong orang-orang muda untuk terlibat dalam perilaku tidak sehat untuk mengubah tipe tubuh mereka agar sesuai dengan norma-norma masyarakat sekarang ini.

Hal ini dapat menyebabkan perilaku melukai diri sendiri, makan berlebihan dan membersihkan atau bahkan gangguan makan yang parah.

Seseorang dengan riwayat trauma, depresi, menyakiti diri sendiri, rendah diri, atau gangguan kepribadian ambang lebih mungkin untuk terpengaruh oleh body shaming dan berpotensi mengembangkan gangguan makan atau terlibat dalam perilaku menyakiti diri sendiri.

Baca juga: Tiba di Indonesia, Nurul Akmal Dapat Perlakuan Tak Menyenangkan, Body Shaming Warnai Penyambutan

Cara mengatasi body shaming

Seperti halnya bullying lainnya, body shaming akan selalu ada kecuali Anda membela diri dengan cara yang positif dan sehat.

Halaman
123

Berita Terkini