Laporan Herianto I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Cut Huzaimah MP menyatakan, dari kelima jenis pupuk subsidi yang diberikan pemerintah pusat kepada petani di Aceh, untuk pupuk jenis NPK, stoknya mulai menipis.
“Stok pupuk subsidi jenis NPK, cepat berkurang, karena diawali musim tanam padi, banyak petani yang membutuhkan jenis pupuk tersebut,” kata Cut Huzaimah kepada Serambinews.com, Kamis (12/8) di Banda Aceh.
Cut Huzaimah mengatakan, kuota pupuk NPK subsidi yang diberikan Kementan untuk Aceh pada tahun 2021 ini sebanyak 45.020 ton. Sampai posisi 2 Agustus 2021, sudah realisasi 29.301,30 ton, atau yang tersalur sudah sebesar 65,09 persen.
Sisa stok pupuk jenis NPK di Gudang penyalurnya PT Petro Kimia Gersik saat ini sebanyak 15.718,70 ton lagi.
Harga pupuk NPK subsidi, yang ditetapkan Pemerintah Pusat pada tahun 2021 ini, sebut Cut Huzaimah, senilai Rp 2.300/Kg, atau Rp 115.000/sak (50 Kg), sementara harga pupuk NPK non subsidi di pasaran berkisar Rp 450.000 – Rp 500.000/sak (50 kg), atau berkisar Rp 9.000 – Rp 10.000/Kg.
• Realisasi Tanam Padi Gadu di Aceh Capai 82.742 Ha, Jumlah Pupuk Subsidi Disalurkan 67.052 Ton
Petani padi menyukai pupuk jenis NPK pada awal tanam padi, kata Cut Huzaimah, karena pupuk NPK, memberikan rangsangan pertumbuhan yang sangat cepat bagi tanaman padi.
Bila ditaburkan setelah petani menanam bibit padi, tanaman padi cepat hijau dan anakannya banyak.
Jenis pupuk subsidi lain, yang realisasi penyalurannya sudah besar kepada petani, sebut Cut Huzaimah, adalah pupuk organik, sebesar 52,73 persen.
Kuota yang diberikan pusat untuk petani di Aceh tahun ini sedikit hanya 7.939 ton, realisasinya sudah mencapai 4.186,40 ton, sisanya 3.752 ton. Harga tebus pupuk organik subsidi ini murah hanya senilai Rp 800/Kg.
• Bantah Pupuk Subsidi Langka, Begini Penjelasan Kadistan dan Alokasi Pupuk Per Kecamatan
Selanjutnya, jenis pupuk subsidi yang realisasi penyaluran pupuknya sudah banyak adalah pupuk urea, sudah sebesar 48,02 persen.
Kuota yang diberikan pusat untuk petani padi di Aceh cukup banyak mencapai 76.006 ton, sudah tersalur sebanyak 36.501 ton.
Sisanya tinggal 39.505 ton lagi. Harga pupuk urea subsidi ini Rp 2.250/Kg atau Rp 112.500/sak. Sementara harga pupuk urea non subsidinya berkisar Rp 200.000 – Rp 250.000/sak atau Rp 5.000 – Rp 5.500/Kg.
Kemudian pupuk SP-36 subsidi, realisasinya baru sebesar 32,25 persen.
Kuota yang diberikan pusat untuk petani di Aceh sekitar 17.019 ton, sudah tersalur 5.488,70 ton, sisanya stoknya 11.530,30 ton lagi. Harga subsidi pupuk ini Rp 2.400/Kg atau Rp 120.000/sak (50 Kg), sedangkan harga non subsidinya Rp 300.000 – Rp 350.000/sak (50 Kg) atau Rp 6.000 – Rp 7.000/Kg.
Terakhir jenis pupuk ZA, realisasinya masih rendah, baru sebesar 30,55 persen.
Kuota yang diberikan pusat untuk petani di Aceh sebanyak 12. 437 ton, realisasinya baru mencapai 3.799,25 ton, sisa stok 8.637,75 ton.
Harga subsidinya hanya Rp 1.700/Kg atau Rp 85.000/sak, harga non subsidinya Rp 150.000 – Rp 200.000/Kg.
Kepala Bidang Pengadaan Pupuk Distanbun Aceh, Ir Fahrurrazi mengatakan, realisasi penyaluran pupuk subsidi NPK dan Urea pada bulan Agustus 2021 ini, sudah besar, karena sudah banyak petani yang menanam padi gadu.
Pupuk NPK dan urea, sangat dibutuhkan petani pada saat setelah tanam padi di sawah, untuk mempercepat pertumbuhan anakan tanaman padi dan mempercepat tumbuh daun padi baru.
Menurut informasi dari Kabid Produksi Distanbun Aceh, Safrizal, realisasi tanaman padi sudah berada di atas 83.000 hektar dari target tanamnya seluas 165.000 hektar.
Ini artinya, sudah sebesar 50,30 persen dari targetnya, jadi wajar saja, realisasi pupuk NPK subsidi sudah mencapai sebesar 65,09 persen.
Pupuk NPK, kata Fahrurrazi, sangat diminati petani padi, karena pupuk itu sangat membantu pertumbuhan anakan tanaman padi baru.
Karena itu, apa bila ketersediaan pupuk subsidi jatah masing-masing petani sudah menipis dan habis dalam E-RDKK, petani akan membeli pupuk NPK non subsidi.
Ibnu, pedagang pupuk di Pasar Lambaro mengatakan, permintaan pupuk non subsidi, terutama untuk jenis NPK masih tetap tinggi, di masa tanam padi gadu tahun ini.
Pada saat musim hujan kemarin, pupuk NPK non subsidi yang terjual cukup lumayan banyak 10 – 20 sak/hari.
Tapi setelah datang musim panas, menurun kembali permintaannya. Permintaannya akan naik kembali, setelah datang hujan.
Harga pupuk NPK non Subsidi, sebut Ibnu, mahal berkisar Rp 450.000 – Rp 500.000/sak, tapi karena pupuk itu berfungsi sebagai percepatan pertumbuhan anakan padi baru, petani tetap membelinya, jika pupuk NPK subsidinya tidak cukup.
Kabid pengadaan Pupuk Distanbun Aceh, Fahrurrazi mengatakan, penyaluran pupuk subsidi kepada petani, hanya memenuhi 35 – 40 persen, dari kebutuhan ril yang terdapat dalam E-RDKK petani.
Karena itu, petani yang sudah mengerti, keunggulan dari pupuk berimbang, mereka akan menalangi atau memenuhi kekurangan kebutuhan penyaluran pupuk subsidi itu, dengan pupuk non subsidi, terutama untuk jenis pupuk NPK.
Stok pupuk yang paling duluan cepat menipis, sebut Fahrurrazi, adalah jenis pupuk NPK subsidi. Faktornya itu tadi, karena jenis pupuk itu, sangat diminati petani, untuk mempercepat pertumbuhan anakan padi, seusai tanam padi,” ujar Fahrurrazi.
Namun begitu, lanjut Fahrurrazi, sampai minggu kedua bulan Agustus 2021 ini, stok pupuk subsidi masih tersedia di penyalurnya.
Untuk pupuk urea, stoknya masih ada 39.505 ton lagi, di Gudang PT PIM, selaku produsen tunggalnya, sedangkan stok pupuk jenis NPK masih ada 15.718 ton lagi di gudang PT Petro Kimia Gersik, selaku produsennya, bersama tiga jenis pupuk subsidi lainnya yaitu ZA, SP-36 dan organik.(*)
Baca juga: Jika Melintas di 194 Negara Anggota Interpol, Harun Masiku Langsung Bisa Ditangkap
Baca juga: Daftar Khatib Jumat 13 Agustus 2021 di Masjid Aceh Utara, Lhokseumawe, dan Bireuen
Baca juga: Dinkes Aceh Tamiang Arahkan Pasien Covid-19 Isolasi di GOR