Sebuah kampanye diluncurkan terhadap keputusan Salameh oleh aktor politik, terutama kepala Gerakan Patriotik Bebas, MP Gebran Bassil, yang mengatakan keputusan itu sebagai kudeta.
Para ahli mengantisipasi harga satu galon bahan bakar untuk mencapai 336.000 pound Lebanon atau $222 berdasarkan nilai tukar dolar di pasar gelap.
Harga itu setara dengan setengah dari upah minimum di Lebanon.
Baca juga: Demonstran Lebanon Bawa Peti Mati, Simbol Pemakaman Bagi Korban Tewas Ledakan Pelabuhan Beirut
Mereka juga berspekulasi harga satu galon diesel bisa mencapai 272.000 pound jika nilai tukar 20.000 pound terhadap dolar diadopsi.
Bassil menuduh Salameh melakukan pembantaian terhadap Lebanon.
Dia mengatakan Salameh sebagai Gubernur Bank Sentral, bukan gubernur negara itu.
Dia meminta para pendukungnya untuk turun ke jalan.
Pemimpin Druze Walid Jumblatt mengatakan:
"Keputusan Gubernur Bank Sentral adalah untuk menghentikan penyelundupan bahan bakar ke Suriah.
Dia mengatakan solusi untuk krisis bahan bakar adalah pengembangan transportasi umum dan tidak ada jalan keluar bagi presiden dan tim politiknya.
Analis ekonomi Violette Balaa kepada Arab News, Jumat (13/8/2021) mengatakan :
“Keputusan mensubsidi barang-barang adalah tindakan sementara yang mungkin telah membantu warga melewati tahap yang sulit."
"Tetapi tindakan itu sekarang harus radikal."
"Harus ada pemerintah penyelamat yang melakukan reformasi dan menunjukkan kredibilitas kepada masyarakat internasional.”
Balaa mengatakan keputusan Salameh untuk menghentikan subsidi BBM adalah tepat.