Berita Banda Aceh

Komisi VI DPRA Minta Kadisdik Aceh Sosialisasi Vaksin dengan Bahasa yang Menuntun, Bukan Ultimatum

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komisi VI DPRA, Tgk H Irawan Abdullah SAg

Tapi dalam pelaksanaannya haruslah dengan cara yang patut dan penuh kesadaran, bukan dengan bahasa-bahasa ultimatum," kata Tgk Irawan Abdullah

Laporan Masrizal | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Komisi VI DPRA Tgk H Irawan Abdullah juga mengkritisi pernyataan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh. 

Ya, pernyataan Kadisdik Aceh yang mengultimatum para kepala sekolah untuk menyukseskan dan menyegerakan vaksinasi siswa hingga batas terakhir 30 September 2021, sebagaimana diberitakan Serambinews.com kemarin.

“Kita sangat menyadari, vaksinansi merupakan program pemerintah pusat yang harus disukseskan.

Tapi dalam pelaksanaannya haruslah dengan cara yang patut dan penuh kesadaran, bukan dengan bahasa-bahasa ultimatum," kata Tgk Irawan Abdullah kepada Serambinews.com, Senin (20/9/2021).

Tgk Irawan Abdullah menyatakan seharusnya dalam melakukan sosialisasi Kadisdik bisa mengajak dengan bahasa yang menuntun dengan hati nurani.

Maka dengan sendirinya pula dan penuh kesadaran serta keyakinan semua siswa yang ada di Aceh akan bersedia dan siap divaksin.

Baca juga: PGRI Aceh Tanggapi Polemik Kadisdik Soal Vaksinasi Siswa

Komisi VI DPRA sangat mendukung proses vaksinasi sebagai salah satu ikhtiar, tetapi vaksinasi yang dilakukan adalah vaksinasi dengan penuh kesadaran. 

Apalagi bukan hanya melibatkan elemen siwa saja, tetapi juga orang tua/wali siswa yang juga kadang-kadang ada pemahaman yang berbeda-beda terhadap vaksin.

“Oleh karena itu kami mengajak Pemerintah Aceh dalam hal ini Dinas Pendidikan untuk menyosialisasikan dengan bahasa yang jauh lebih sesuai dengan bahasa di dunia pendidikan.

Semoga usaha kita bersama ini akan dimudahkan,” pungkas Tgk Irawan.

Pensus Gubernur Aceh Fauzan Azima Apresiasi Alhudri

Sebelumnya Penasihat Khusus atau Pensus Gubernur Aceh Bidang Pendidikan, Fauzan Azima mengapresiasi sikap Kepala Dinas Pendidikan atau Kadisdik Aceh, Drs Alhudri, MM.

Baca juga: Kadisdik Aceh Ultimatum Kepsek Soal Target Vaksin Siswa, Wakil Ketua DPRA:  Bahasanya Kurang Elok

Menurut Pensus Gubernur Aceh Bidang Pendidikan, Fauzan Azima, dalam kondisi seperti saat ini pemimpin itu memang harus tegas.

Terutama terhadap staf di bawah lingkungan kerjanya karena ketegasan untuk keselamatan banyak orang adalah bentuk tanggung jawab seorang pemimpin.

"Kita patut apresiasi atas pernyataan sikap tegas Kadis pendidikan Aceh, Drs Alhudri, MM, bagi Kepala Sekolah yang tidak mampu mengendalikan vaksinasi di sekolahnya patut dievaluasi," kata Fauzan Senin (20/9/2021).

Hal ini sebagaimana dikutip dalam siaran pers dikirim kepada Serambinews.com pada hari yang sama. 

Fauzan menuturkan, pernyataan tegas itu, adalah ungkapan kasih sayang kepada warga sekolah setelah berkeliling ke seluruh Aceh untuk melihat dan mengecek langsung kesiapan siswa dan siswi ke sekolah.

"Beberapa sekolah bahkan ada yang gurunya yang belum divaksin," ungkap Fauzan.

Baca juga: Kadisdik Aceh Ultimatum Kepsek Segera Vaksin Siswa, Batas Akhir 30 September, Syarat PBM Tatap Muka

Jika pun setiap warga sekolah ditanya nuraninya, mereka pasti ingin belajar mengajar tatap muka sebagaimana sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia. Tentu saja peluang itu ada dengan adanya vaksinasi.

"Vaksinasi itu adalah 'sekoci' bagi kita saat ini. Kapal sudah akan tenggelam, maka untuk keselamatan kita mencari pelampung dan sekoci agar semua kita selamat," tutur Fauzan.

Oleh karena itu, katanya, siapa pun pejabat harus bertanggung jawab di lingkungan kerjanya.

Bukan warga sekolah tidak mau vaksin, tetapi tidak paham. Diksi di lapangan kenyataan kadang berbeda dengan diskusi kita di meja kantor.

Sebagaimana kata Sekda Aceh, Taqwallah, dalam setiap pertemuan dengan pejabat-pejabat di daerah soal vaksin, dari sepuluh orang, tiga orang pasti mau, empat orang ragu-ragu dan tiga orang menolak dengan alasan beragam.

"Oleh karena itu peran wali kelas sangat diperlukan untuk mensukseskan vaksin di seluruh Aceh," tutur Fauzan Azima mengutip Sekda Aceh, dr Taqwallah, MKes. 

Baca juga: Pensus Gubernur Aceh Fauzan Azima Apresiasi Alhudri, Terkait Ketegasannya soal Vaksin terhadap Siswa

Ultimatum kepala sekolah mundur jika tak mampu

Sebelumnya atau kemarin, Minggu (19/9/2021), Serambinews.com memberitakan Kepala Dinas Pendidikan atau Kadisdik Aceh, Drs Alhudri MM, mengultimatum kepala sekolah SMA/SMK dan SLB agar menyegerakan vaksinasi siswa hingga batas terakhir 30 September 2021.

Apabila hingga batas waktu tersebut vaksinasi tidak mampu disukseskan, maka Drs Alhudri MM, mempersilakan kepala sekolah atau kepsek mengundurkan diri saja.

Kadisdik Aceh, Alhudri menyampaikan hal ini saat mendampingi Sekda Aceh, dr Taqwallah MKes, dalam pertemuan dengan Kepala SMA/SMK dan SLB di SMKN 2 Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, Minggu (19/9/2021).

"Ini saya tegaskan kepada kepala SMA, SMK dan SLB, jika tidak mampu, maka saya persilakan mundur saja," kata Alhudri

Alhudri menuturkan, persoalan vaksin adalah persoalan serius, bahkan Presiden Joko Widodo turun ke Aceh secara khusus hanya untuk meninjau pelaksanaan vaksinasi di Aceh.

Oleh karena itu, dia menekankan kepada kepala sekolah, terutama wali kelas untuk melakukan berbagai upaya agar para siswa mau divaksin, kecuali bagi mereka yang memang tidak diizinkan secara medis.

Alhudri menuturkan, saat berkunjung ke daerah dirinya sering ditanya oleh wali siswa dan siswa kapan sekolah tatap muka aktif kembali.

Namun, jika vaksin ini belum dilakukan secara merata, terutama untuk para siswa, maka sekolah tatap muka belum bisa dimulai.

"Karena kuncinya selain pakai masker, jaga jarak, adalah vaksin.

Jika vaksinasi belum merata maka sekolah tatap muka secara normal seperti sedia kala akan susah dilakukan. Dulu belum bisa karena vaksinnya tidak ada, sementara saat ini sudah ada vaksin." kata Alhudri.

Mantan Kepala Dinas Sosial Aceh ini mengatakan, saat ini dampak pandemi Covid-19 ini sangat memukul perekonomian, jangankan di Indonesia di tingkat dunia pun ekonomi terpuruk.

"Begitu juga halnya kita di Aceh, jam 10 malam harus tutup, sementara setiap orang butuh uang untuk hidup," kata Alhudri.

Oleh karena itu, Alhudri mengajak semua pihak untuk mempercepat vaksinasi siswa, setelah itu akan dilakukan vaksinasi untuk masyarakat umum.

"Tolong Pak Kadisdik (kabupaten) mari kita saling bahu- membahu untuk menyukseskan vaksinasi siswa," ajak  Alhudri.

Sementara itu, Sekda Aceh, dr Taqwallah MKes, dalam setiap pertemuan mengajak semua pihak, terutama kepala sekolah dan wali kelas agar mempercepat vaksinasi terhadap siswa usia sekolah.

Sekda Aceh meminta agar wali kelas melakukan pendekatan pada muridnya, sehingga tidak ada penolakan untuk divaksinasi. (*)
 

Berita Terkini