Bagi warga yang menetap di kuala transportasi utama meraka adalah perahu sampan, getek maupun speedboat.
"Ada sekitar seratusan KK yang menetap di kuala tersebut. Mata pencaharian mereka adalah nelayan dan sarang burung wallet."
"Tranportasi utama mereka melalui jalur air. Secara ekonomi mereka cukup sejahtera dari hasil laut dan burung wallet," katanya.
Bukan berangkat ke sekolah
Hartoni membenarkan terkait aktivitas anak yang menyeberang melewati sungai.
Di desa ini terdapat dua Sekolah Dasar (SD), yaitu di Dusun Darat dan Dusun Buntuan.
"Siswanya paling banyak di SD Darat, sebagian di Dusun Buntuan tadi," terangnya.
Menurutnya, styrofoam yang digunakan siswa untuk menyeberang tersebut umumnya digunakan sebagai wadah membawa hasil tangkapan laut yang dibekukan, seperti udang maupun ikan.
Tambahnya lagi, anak-anak memang terbiasa menggunakan styrofoam tersebut untuk bermain-main di sungai.
"Jadi itu bukan mau berangkat sekolah. Tapi bermain-main sepulang sekolah dan belum berganti baju. Itu biasa bagi anak-anak kami yang tinggal di laut seperti di sini."
"Kalau sehari-hari mereka diantar orang tuanya menggunakan sampan untuk bersekolah dan orang tuanya orang mampu, bahkan punya speedboat," terangnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)( TribunSumsel.com/Winando Davinchi)
Baca juga: VIDEO - HMI Antar Bantuan Untuk Dua Anak Penderita Lumpuh di Aceh Utara
Baca juga: Gerusan Arus Saluran Irigasi Gampong Baro Ancam Badan Jalan
Baca juga: Persipura Comeback, Antarkan Persiraja ke Papan Bawah, Skor Berakhir 2-1
Tribunnews.com dengan judul Viral Video Bocah Seberangi Sungai Naik Styrofoam, Kades: Bukan Mau Berangkat Sekolah, tapi Bermain