Penjualan BBM

Peralihan BBM Premium ke Pertalite Lancar di Aceh, Pertamina Maksimalkan Penjualan Pertmax

Penulis: Herianto
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Masyarakat sedang mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax di Pertashop desa Mane Kareung Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe yang merupakan kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan CV HSD Sinergi Berjaya Lhokseumawe

Laporan Herianto I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Peralihan BBM jenis premium ke pertalite sejak September lalu, berjalan aman dan damai di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar.

Setelah SPBU tidak lagi menyedian BBM jenis premium, antrian panjang mobil di SPBU tidak lagi terlihat sementara ini di SPBU.

“Harapan kami sebagai pemilik mikrolet/mini bus, setelah penjualan BBM jenis premium dialihkan ke pertalite, suplai BBM tersebut jangan lagi tersendat dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup disetiap SPBU,” kata Amir, sopir mini bus lintasan Banda Aceh-Sibreh yang ditemui Serambi di SPBU Pagara Air, Aceh Besar, Selasa (5/10/221).

Amir mengatakan, dampak dari penyetopan penyaluran BBM jenis premium di SPBU, antrian mobil sudah jarang terlihat di SPBU. Namun begitu, suplai BBM pengganti premium yaitu pertalite, harus lancar.

Baca juga: Bursa Transfer Mulai Kencang, Adeyemi ke Liverpool, Kessie ke Manchester United

Karena dalam dua hari terakhir ini, BBM jenis Pertalite, di SPBU Pagar Air, Aceh Besar, sering kali kosong.

Bagi pengendera sepeda motor, kata Amir, kalau BBM jenis pertalite kosong, mereka langsung beralih ke BBM jenis pertamax yang harganya Rp 9.000/liter.

“Tapi bagi kami sopir labi-labi, yang penghasilannya sangat rendah, mengangkut penumpang umum, tidak mungkin mengalihkan ke BBM jenis pertamax, karena harganya mahal, maka harus menunggu BBM pertalite masuk ke SPBU, baru isi BBM,” ujar Amir.

Baca juga: Raheem Sterling Segera Hengkang ke Barcelona, Jarang Tampil di Manchester City

Keluhan dan harapan yang sama juga disampaikan, Aldin, sopir mobil pik up. Ia mengatakan, setelah di SPBU tidak lagi menyediakan BBM jenis premium, BBM mobil pik up nya sudah dialihkan ke pertalite.

Selisih harga BBM jenis premium dengan jenis pertalite cukup besar nilainya mencapai Rp 1.200/liter, karena harga BBM jenis premium hanya Rp 6.450/litrere dan pertalite Rp 7.650/liter.

Harapan mereka sebagai sopir pik up, kata Ridwan, setelah pertamina tidal lagi menyalurkan BBM jenis premium ke SPBU, penyaluran BBM jenis pertalite jangan lagi sering terlambat ke SPBU.

Pada hari dan jam tertentu, seperti hari Minggu siang dan Senin pagi, BBM jenis pertalite sering kali kosong di sejumlah SPBU dengan alasan pengiriman BBM dari Depo Pertamina di Krueng Raya, Aceh Besar, belum tiba.

Yang mereka ketahui dari pihak penjualan minyak Pertamina, kata Ridwan, pendistribusian BBM dari Depo Pertmina di Krueng Raya dan daerah lainnya ke SPBU, bekerja selama 24 jam.

Jadi, kapan pun pihak SPBU ingin menebus BBM jenis yang dibutuhkan, transporter pengangkut BBM Pertamina siap mengantarnya ke SPBU.

Jarak Depo Pertamina di Krueng Raya, Aceh Besar ke SPBU di Banda Aceh dan Aceh Besar itu sekitar 35 – 40 KM dan kalau diangkut dengan mobil tanki biasa, hanya butuh waktu tempuh 2 – 2,5 jam.

Tapi kekosongan BBM jenis pertalite yang terjadi saat ini berkisar 4 -6 jam lamanya di sejumlah SPBU.

Abdullah sopir bus antar provinsi mengatakan, setelah di SPBU tidak ada lagi antrin BBM jenis premium, kami sebagai sopir bus antar provinsi sudah lega, karena bila ingin masuk ke SPBU untuk isi BBM jenis solar sudah gampang, tak lagi banyak antrian mobil BBM jenis premium.

Baca juga: Kunjungi Stadion Klub Inggris, Khabib Nurmagomedov Tolak Anggur Sir Alex hingga Ingin Gebuk Suporter

Namun begitu, belakangan ini, suplai solar ke SPBU, sering kali terlambat. Keterlambatannya pernah mencapai 5 jam lebih lamanya.

Rahmad, salah seorang petugas SPBU di Lung Bata mengatakan, akibat lamanya pengiriman BBM jenis solar, pihaknya sering kali ditegur para sopir bus dan truk trailer, langganan pembeli BBM jenis solar.

Para sopir bus dan truk trailer mengeluh dan protes, kenapa pengiriman solar subsidi dari Depo Pertamina ke SPBU, cukup lama. Masa tunggu dan kekosong solar di SPBU waktunya bisa mencapai antara 4 – 5 jam lamanya.

Rahmad mengatakan, sebagai petugas SPBU, pihaknya sudah memberikan penjelasan dan pengertian kepada para sopir untuk bersabar, karena di Depo Pertamina Krueng Raya, banyak mobil tanki yang antri untuk pengisian BBM jenis yang sama.

Sales Menejer Pertamina Banda Aceh, Soni Indro Prabowo yang dimintai penjelasannya terkait lambanya pengiriman BBM jenis solar dan partalite ke SPBU kepada Serambi Selasa (5/10/2021) mengatakan, akhir-akhir ini permintaan BBM jenis solar dan partelite meningkat, sehingga untuk melayani pengisian minyak solar dan pertalite di Depo Pertamina Krueng Taya, Aceh Besar, truk tanki harus antre panjang.

Mobil tanki pengangkut solar dan pertalite dari wilayah Pijay dan sebagian Aceh Jaya, mengambil minyak solarnya ke Depo Pertamina di Krueng Raya, Aceh Besar.

Bila mobil tanki dari dua daerah itu masuk bersamaan dengan mobil tanki yang ada dari Banda Aceh dan Aceh Besar, antrian pengisian solar di Depo Krueng Raya menjadi lama.

Permintaan solar saat ini per hari, sebut Soni, volumenya berkisar 250 – 350 KL, bahkan pada hari tertetu jumlahnya bisa mencapai 400 KL. Sementara pertalite berkisar 320 – 400 KL.

Karena permintaan kedua jenis BBM itu, memasuki bulan September dan Oktober ini terus meningkat, sejalan semakin membaiknya kondisi ekonomi daerah, maka antrian panjang pengambilan kedua jenis BBM tersebut di Depo Pertamina Krueng Raya menjadi panjang.

Soni mengatakan, masalah antrian panjang truk tanki pengangkut BBM di Depo Pertamina itu akan diatasi dengan pengaturan waktu pengisian, sehingga tidak terjadi antrian panjang di Depo Pertamina dan pengiriman BBM jenis pertalite dan solar ke SPBU menjadi lebih cepat lagi.

Pada masa pandemi covid 19, bulan Maret – Desember 2020 dan Januari – Agustus 2021, permintaan solar dan pertalite masih belum normal, tapi mulai bulan September dan Oktober ini, setelah kasus covid menurun, aktivitas berpergian masyarakat meningkat, sehingga membuat permintaan kedua jenis BBM ikut naik. Pertalite naik sebesar 11 persen dan solar sekitar 5 – 7 persen.

Kenaikan kedua jenis BBM itu, kata Soni, perlu diatur juga dengan stok yang ada di Depo Pertamina, terutama dalam pengiriman ke SPBU.

Jumlah SPBU setiap tahun bertambah, sekarang ditambah lagi pengiriman BBM jenis pertamax ke pertashop di sejumlah ibukota kabupaten di berbagai daerah. Kondisi ini membuat, kesibukan pengisian BBM di sejumlah Depo Pertamina semakin padat.

Pertamina bersyukur, kata Soni, karena kondisi ekonomi daerah, setelah kasus covid 19 nya menurun, sudah bangkit kembali. Aktivitas perjalanan ke berbagai daerah masyarakat sudah mulai meningkat. Kondisi ini membuat permintaan BBM naik di sejumlah SPBU.

Pengiriman stok BBM untuk wilayah timur Aceh, di kirim melalui Pelabuhan Tanjung Uban, Kepulauan Riau, sedangkan pengiriman stok BBM untuk wilayah Barat - Selatan Aceh, dikirim dari Teluk Kabung Sumatera Barat.

Pengiriman stok BBM untuk kedua wilayah itu juga sangat dipengaruhi kondisi badai di tengah laut.

Bulan lalu pada saat tekanan angin ditengah laut sangat kencang, pengiriman stok BBM untuk Aceh ikut terhambat.

Kini setelah angin badai di tengah laut menurun, pengirimannya sudah kembali normal lagi.

Stok BBM untuk kedua jenis itu saat ini tersedia sampai untuk kebutuhan 12 hari. Pertalite ada 4.800 KL dan solar 3.000 KL.(*)

Berita Terkini