Kajian Islam

Adakah Anjuran Khusus untuk Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW? Simak Penjelasan Buya Yahya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buya Yahya menyebutkan bahwa memperingati Maulid Nabi adalah bagian dari fitrah dan cintanya umat Islam kepada Baginda Rasulullah SAW.

SERAMBINEWS.COM – Umat Islam akan menyambut hari kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal. 

Maulid Nabi Muhammad SAW pada tahun 2021 jatuh pada Selasa tanggal 19 Oktober, bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1443 Hijriah.

Maulid Nabi sendiri dimaknai dari kata "Mawlid" yang artinya "melahirkan", artinya sebagai perayaan hari lahirnya Rasulullah SAW yang bersejarah bagi seluruh umat muslim.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW telah memberi pesan kepada kita, tentang pentingnya meneladani Rasulullah SAW, dalam sikap dan perilaku hidup.

Tak ada larangan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Ulama Aceh Selatan Silaturahmi dan Mubahatsah Tauhid Sufi di Tapaktuan, Ini Pesan Syech H Amran Waly

Baca juga: Jika Ayah Sudah Meninggal,Apakah Ibu Tiri Masih Mahram Bagi Anak Suaminya? Ini Penjelasan Buya Yahya

Namun adakah anjuran khusus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW?

Dalam ceramah Buya Yahya, memperingati Maulid Nabi adalah bagian dari fitrah dan cintanya umat Islam kepada Baginda Rasulullah SAW.

“Kalau anjurannya setiap saat, kita harus membanggakan Nabi setiap saat,” kata Buya Yahya, dikutip dalam ceramahnya di Youtube Al-Bahjah TV.

Buya menambahkan, jika setiap saat kita dianjurkan untuk membanggakan kehadiran Nabi Muhammad SAW, maka ada satu semangat lebih pastinya di bulan kelahiran Nabi.

“Secara otomatis gak pakai perintah, gak pakai omongan, di saat bulan kelahiran (Nabi) tentu ada satu semangat lebih. Gak bisa dibohongi itu,” jelas Buya.

Buya menegaskan, kalau perintah membanggakan Nabi bukan hanya di bulan Maulid saja tetapi setiap saat sebagai rasa syukur umat atas hadirnya Baginda Nabi Muhammad SAW.

“Inilah makna mensyukuri karunia Allah SWT,” ucap Buya.

“Boleh engga kita bergembira atas (kehadiran) Nabi? Boleh dong, siapa yang melarang,” kata Buya.

Baca juga: Batalkah Wudhu Jika Suami Istri Bersentuhan Kulit? Ini Penjelasan Ustadz Abdul Somad dan Buya Yahya

Bergembira atas kehadiran Nabi Muhammad SAW bisa dilakukan dengan cara yang diridohi oleh Rasulullah.

“Contohnya apa? Bisa macam-macam, membuat syukuran makan bersama dan sebagainya. Kemudian membuat ceramah dan sebagainya,” jelas Buya.

Halaman
1234

Berita Terkini