Internasional

Uni Emirat Arab dan Arab Saudi Menjadi Target Utama Serangan Geng Siber, Mencuri Data Sensitif

Editor: M Nur Pakar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Serangan Siber melalui jaringan internet ke jaringan pemerintahan atau perusahaan besar di Timur Tengah

Fatemah Alharbi, pakar keamanan siber dan asisten profesor di Universitas Taibah kepada Arab News, Minggu (24/10/2021) mengatakan:

“Malware berbasis PowerShell digunakan oleh serangan siber tingkat lanjut yang menargetkan infrastruktur penting di Arab Saudi.”

Dia mengatakan para penjahat dunia maya ini mengirim email phishing yang berisi file Microsoft Office berbahaya yang meniru entitas yang sah.

Untuk melewati firewall dan teknik perlindungan email, jelasnya, file-file yang dicurangi ini dilindungi oleh kata sandi dan dikompresi sebagai file zip.

“Pendekatan ini memfasilitasi misi para penjahat dunia maya ini untuk mengambil kendali penuh atas sistem file dan mengkompromikan setiap file," jelasnya.

"Ini berarti mereka akan dapat mengontrol sistem operasi, aplikasi, dan data," tambahnya.

"Dengan asumsi serangan terdeteksi, analisis dan investigasi mendalam pada sistem file disarankan sebagai respons cepat memulihkan sistem dan menghentikan serangan,” katanya.

Mengacu pada sebuah laporan oleh Bitdefender, sebuah perusahaan teknologi keamanan siber, Alharbi mengatakan:

“Para peneliti menjelaskan kampanye spionase siber APT yang terkenal yang menargetkan infrastruktur penting di Arab Saudi."

"Kelompok ancaman ini disebut Chafer APT (juga dikenal sebagai APT39 atau anak kucing remix).

Baca juga: Perusahaan Kereta Api Bantah Mendapat Serangan Siber, Seusai Laporan Kantor Berita Lokal

Laporan tersebut menunjukkan bahwa para penjahat dunia maya ini mengandalkan rekayasa sosial untuk mengkompromikan para korban di Arab Saudi.

“Secara teknis, serangan itu menipu korban untuk menjalankan alat administrasi jarak jauh yang terletak di folder unduhan.

"Mirip dengan komponen RAT yang digunakan untuk melawan Turki dan Kuwait masing-masing pada tahun 2014 dan 2018.”

Terlepas dari ancaman ini, Alharbi mengatakan sumber daya keamanan siber Kerajaan telah membuktikan kemampuan mereka untuk menghadapi bahaya seperti itu.

“Arab Saudi berada di peringkat No.1 di kawasan MENA dan Asia dan No.2 secara global menurut Indeks Keamanan Siber Global," jelas Alharbi.

Halaman
1234

Berita Terkini