SERAMBINEWS.COM, NEW YORK - PBB, Amerika Serikat dan Dewan Keamanan PBB mengeluarkan seruan kepada penguasa militer Sudan.
Penguasa militer diminta untuk segera memulihkan pemerintahan sipil yang mereka gulingkan minggu ini.
Dewan mengeluarkan dengan suara bulat sebuah pernyataan yang menyatakan keprihatinan serius tentang kudeta si Sudan.
Negara Afrika itu masih didera kemiskinan yang hanya menikmati periode demokrasi yang langka sejak memperoleh kemerdekaan pada 1956.
Dewan menyerukan pembebasan segera semua orang yang ditahan oleh otoritas militer.
Juga mendesak semua pemangku kepentingan terlibat dalam dialog tanpa prasyarat.
Baca juga: VIDEO - Rakyat Sudan Demo Menentang Kudeta Militer, Blokade Jalan Dengan Api
Pernyataan yang dirancang Inggris menjadi produk dari pembicaraan yang melelahkan selama berhari-hari di antara anggota dewan.
Tetapi, didukung di bawah tekanan dari Rusia.
Dewan bertemu dalam sesi mendesak seusai beberapa kali penundaan.
Pernyataan itu mengungkapkan keprihatinan atas penangguhan beberapa lembaga transisi, deklarasi keadaan darurat.
terutama penahanan Perdana Menteri Abdalla Hamdok.
Dia ditangkap pada Senin (25/10/2021) oleh militer dan sekarang berada di bawah penjagaan di rumahnya.
Baca juga: Bantah Kudeta, Pemimpin Militer Sudan Akui Ambil Alih Kekuasaan untuk Hindari Perang Saudara
Namun, menteri-menteri lainnya tetap berada di bawah penahanan militer penuh.
Seorang diplomat mengatakan atas desakan China secara eksplisit mencatat Hamdok kembali ke rumah pada Selasa (26/10/2021) malam.
Tetapi PBB menganggapnya sebagai orang yang ditolak kebebasannya untuk bergerak.