113 Tahun Meninggalnya Tjoet Njak Dhien

Mersah Paloh, Tempat Tjoet Njak Dhien tak Lagi Jadi Tempat Ibadah karena Bangunan Lapuk dan Bocor

Penulis: Fikar W Eda
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inilah rumah yang pernah jadi tempat tinggal Tjoet Njak Dhien selama dalam pelarian di Tanah Gayo pada 1909-1901. Rumah ini disebut Mersah Paloh.

"Kondisi bangunan tidak memungkinkan lagi difungsikan sebagai mersah seperti sebelumnya. Tiang bangunan rapuh, atap bocor, dan bahkan beberapa bagian hampir rubuh," kata Reje Awaluddin.

Laporan Fikar W Eda | Aceh Tengah

SERAMBINEWS.COM, TAKENGON - Mersah Paloh yang pernah jadi tempat tinggal Pahlawan Nasional Tjoet Njak Dhien selama di Kampung Celala Aceh Tengah, tidak lagi berfungsi sebagai "mersah" atau tempat ibadah sejak 2013. 

Pasalnya kondisi bangunan yang bocor dan rusak parah.

Hal ini disampaikan Reje Kampung Celala, Kecamatan Celala, Aceh Tengah, Awaluddin menjawab Serambinews.com, Rabu (3/11/2021).

"Kondisi bangunan tidak memungkinkan lagi difungsikan sebagai mersah seperti sebelumnya. Tiang bangunan rapuh, atap bocor, dan bahkan beberapa bagian hampir rubuh," kata Reje Awaluddin.

Awaluddin mengatakan pihaknya pernah mengajukan permohonan merehabilitasi Mersah Paloh ke Pemerintah  Provinsi Aceh, namun belum ada realisasi sampai sekarang.

Inilah bangunan Mersah Paloh, tempat tinggal Tjoet Njak Dhien selama di Celala (For Serambinews.com)

Baca juga: Tjoet Njak Dhien Sudah 113 Tahun Meninggal, Sebelumnya Sempat Setahun Tinggal di Mersah Paloh Celala

"Dulu pada 2018 pernah ada yang mencari data tentang Mersah Paloh ini dari Banda Aceh. Tapi kemudian tidak ada kabar apa pun lagi," katanya.

Pahlawan Nasional Tjoet Njak Dhein menyingkir ke Tanah Gayo untuk menghindari pengejaran Belanda.

Janda Teuku Umar itu kemudian tinggal di Celala dan menempati sebuah bangunan berkonstruksi kayu yang disebut "Mersah Paloh".

Mersah dalam bahasa Gayo adalah masjid kecil atau musalla, sedangkan Paloh berarti bawah.

Jadi Mersah Paloh bermakna musalla bawah karena letaknya berada pada dataran lebih rendah.

Tjoet Njak Dhien berada di sana sejak tahun 1900 hingga pertengahan 1901.

Baca juga: Nasir Djamil Ajak Milenial Tonton Film Cut Nyak Dhien, Forbes Sedia Tiket Gratis untuk Pemuda Aceh

Tjoet Njak Dhien disambut sangat baik oleh penghulu, reje dan masyarakat Gayo. Bahkan para pejuang Gayo ikut mengawal Tjoet Njak Dhien saat berangkat menuju Beutong.

Halaman
12

Berita Terkini