Warga Abdya Hilang di Pengunungan

Keluarga Tolak Autopsi Jenazah Warga Abdya yang Hilang di Gunung, Ini Alasannya

Penulis: Rahmat Saputra
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenazah M Jaiz (50), warga Alue Seulaseh, Kecamatan Jeumpa, Aceh Barat Daya (Abdya) saat tiba di rumahnya, Minggu (14/11/2021)

Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Keluarga M Jaiz (50) warga Alue Seulaseh, Kacamatan Jeumpa, Aceh Barat Daya (Abdya) yang dilaporkan hilang, mengaku pasca atas meninggalnya ayah dua anak tersebut.

Bahkan, Ainun, istri dari almarhum dan anak-anak M Jaiz serta keluarga lain, ikut menolak untuk dilakukan otopsi.

Plt Keuchik Alue Seulaseh, Taufik mengatakan, bahwa keluarga ikhlas atas kepergian M Jaiz, dan menolak untuk diautopsi.

“Memang ada beberapa luka memar di bagian tubuh almarhum, namun keluarga mengaku ikhlas dan menganggap sudah disitu ajalnya, dan menolak diautopsi,” Plt Keuchik Alue Seulaseh, Taufik.

Baca juga: Warga Abdya yang Hilang Ditemukan di Bawah Pohon Pala

Ia menyebutkan, luka dan pendarahan yang dialami oleh M Jaiz yaitu pada bagian dada dan kepala.

Pendarahan itu, diduga terkenan benturan karang, saat beliau terjatuh. 

“Jadi tidak ada yang janggal, apalagi diserang hewan buas, karena memang beliau ada riwayat sakit jantung,” ungkapnya.

Warga Abdya Hilang 

Seperti diberitakan sebelumya, M Jaiz seorang warga Alue Seulaseh dilaporkan hilang, seusai pergi ke kebun miliknya di kawasan pegunungan sejak, Sabtu (13/11/2021) pagi.

Informasi yang diperoleh Serambinews.com, M Jaiz pergi ke gunung dalam keadaan kurang sehat sejak pagi, dan belum pulang hingga, Sabtu (13/11/2021) malam pukul 23:30 WIB.

Baca juga: Warga Abdya yang Hilang di Gunung Meninggal Dunia

Ratusan warga dan pemuda mencoba mencari M Jaiz ke gunung dan kebunnya, namun tak ditemukan 

Namun, Suami Ainun itu, ditemukan tak bernyawa oleh warga sekira Pukul 08:30 WIB di bawah pohon pala di kebunnya.

Jenazah tiba ke rumah duka sekira Pulul 10:45 WIB, setelah dievakuasi oleh puluhan warga menggunakan kain yang diikat dengan bambu.

Plt Keuchik Alue Seulaseh, Taufik kepada Serambiews.com, mengatakan M Jaiz diduga meninggal dunia sebelum waktu makan siang, atau rentan waktu sekira Pukul 11:30 hingga Pukul 12:00 WIB atau sebelum waktu shalat dzuhur. 

Baca juga: Kapan Makmum Mulai Baca Al-Fatihah? Setelah atau Serentak Dengan Imam? Ini Kata Ustad Abdul Somad

“Kenapa saya bilang seperti itu, mengingat bekal makanan atau nasi yang dibawa masih utuh, kalau diatas pukul 12:00 WIB, pasti makanan beliau sudah dimakan, tapi ini belum, dan masih utuh,” ujar Plt Keuchik Alue Seulaseh, Taufik kepada Serambiews.com.

Ia menyebutkan, berdasarkan pengakuan dari salah seorang rekannya, sebelum sampai ke kebun, M Jaiz sempat mengeluhkan sakit pinggang.

“Bahkan rekannya Mustafa sempat meminta M Jaiz untuk pulang, namun beliau tetap melanjutkan naik ke gunung, dengan alasan sudah mendingan,” ungkapnya.

Baca juga: Warga Aceh Gelar Maulid Akbar di Malaysia, Disepakati Dalam Rapat Persiapan di Pulau Pinang

Menurut Taufik, di tubuh Jaiz ditemukan beberapa luka lecet, yang diduga terkena batu karang.

“Kalau meninggal dunia akibat hewan buas tidak, dan keluarga juga tidak melakukan autopsi, dan menilai sudah disitu ajal almarhum,” katanya.

Kepergian M Jaiz itu, meninggalkan satu orang istri dan dua orang anak, yaitu Fazil (19) dan Azizah (17). 

“Ia dimakamkan di tempat pemakaman keluarga atau persis disamping orangtua beliau di Gampong Alue Seulaseh,” pungkasnya. (*)

Baca juga: Pria Mengaku Aparat Bawa Kabur Mobil Warga Aceh Tamiang, Korban Diturunkan di Stabat Sumatera Utara

Berita Terkini