Sementara itu, Ayu 'Ulya selaku narasumber menjelaskan manfaat training penulisan bagi penulis pemula.
Menurutnya, belajar menulis bagi penulis pemula akan lebih ideal dan efektif jika ada mentornya.
"Kesempatan ini sangat langka karena hanya mentor yang baiklah yang bersedia membimbing dengan tekun peserta didiknya sampai mahir menulis," ungkap dia.
"Syukurnya, mentor-mentor di FAMe semuanya punya komitmen seperti itu," kata Ayu.
Baca juga: Mukhsinudin, S.Ag, M.M Koordinator Forum Aceh Menulis (FAMe) Chapter Meulaboh Terima TFC Premium
Ayu juga menghendaki harus banyak lahir penulis perempuan di Aceh, termasuk dari Kampus UBBG.
"Tulislah hal-hal yang tidak atau yang jarang dibicarakan orang lain. Semakin unik materi sebuah tulisan, semakin diminati pembaca," ujar Ayu.
Sebelumnya, Yarmen Dinamika memotivasi peserta pelatihan dengan ungkapan bahwa siapa pun bisa jadi penulis, kecuali yang tidak mau.
"Berlatih adalah jalan tol untuk menjadi penulis," ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa untuk mahir menulis tidak diperlukan bakat. Modal untuk menulis cukup minat dan kesungguhan saja.
"Menulis bukanlah bakat, melainkan kemauan yang terus diasah," ulasnya.
Baca juga: Pasar Lamdingin Diberi Nama PSKG, Begini Tanggapan Anggota FAme
"Di FAMe ratusan murid sudah pintar menulis meski awalnya mereka tak punya bakat sebagai penulis karena ayah ibu atau kakek nenek mereka bukan penulis," kata Yarmen.
Di akhir presentasinya, Yarmen berbagi tips tentang bagaimana meningkatkan kualitas tulisan.
"Kualitas tulisan ditentukan oleh empat hal, yakni ide, bahan, bahasa, dan teknik penyajian. Untuk bisa menulis, jiwa dan pikiran harus terisi penuh dengan bahan bacaan dan pengalaman lapangan," saran Yarmen.
Terakhir ia tegaskan bahwa penulis yang hebat adalah pembaca yang lahap.
"Dengan membaca Anda akan mengenal dunia, dengan menulis, dunia akan mengenal Anda," papar dia.