SERAMBINEWS.COM - Meski memiliki perekonomian yang besar, ternyata beberapa sektor di Indonesia ini tidak menunjukkan ke arah positif.
Dibandingkan dengan negara tetangga, Timur Leste justru lebih baik.
Negara Timor Leste ternyata lebih baik dari angka kematian ibu dari Indonesia.
Angka kematian ibu (per 100.000 kelahiran hidup) Indonesia menempati peringkat 177 pada tahun 2017.
Sementara Timor Leste peringkat 142.
Lalu data lainnya, sekitar 68,1% pria dewasa Indonesia merokok, angka tertinggi kedua di dunia setelah Timor Leste.
Akibatnya, lima penyebab utama kematian di Indonesia semuanya terkait dengan tembakau, termasuk penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskular, TBC, diabetes, dan penyakit pernapasan kronis.
Diketahui, Indonesia memiliki perekonomian yang dikatakan berkembang pesat menurut catatan awal tahun 2020.
Tumbuh rata-rata antara 5-6% selama bertahun-tahun dan PDB-nya jauh di depan Austalia.
Sebagai negara kelas menengah, yang sedang berkembang, PricewaterhouseCoopers memperkirakan, negara ini akan menjadi lima negara teratas tahun 2050.
Indonesia kini lebih memilih menjadi negara pendonor ketimbang negara penerima bantuan.
Ini adalah kabar baik tentang keberhasilan Indonesia yang tumbuh menjadi negara kaya namun, di sisi lain masih memiliki sejumlah besar orang yang sangat miskin dalam keadaan tidak baik.
Sekitar 20% dari 270 juta penduduk Indonesia 50 juta orang masih rentan jatuh miskin, dengan pendapatan sedikit di atas garis kemiskinan internasional sebesar 1,90 dollar AS (Rp16 ribu) per hari.
Menurut Low Institute, kondisinya semakin parah di luar pulau Jawa dan Sumatera yang menyumbang sekitar 80% dari PDB.
Tingkat kemiskinan di Papua tujuh kali lebih tinggi daripada Jakarta, ibu kotanya.