Berita Lhokseumawe

Program Pertukaran Mahasiswa, Kuliah di Lima Kampus Ternama Bersama Mahasiswa Magister

Penulis: Jafaruddin
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa Unimal mengikuti pertukaran mahasiswa program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di berbagai kampus di Indonesia.

Dari 20 SKS, ada10 SKS matakuliah baru, yang belum dipelajari kampus asalnya antara lain, Matakuliah Kota Tangguh pada Jurusan Perencanaan Wilayah di Kampus di UGM, Universitas Tadulako. 

Lalu di Unsoed mengambil Matangkuliah Basic Writing di Jurusan Sastra Inggris, matakuliah Korea Kontemporer di Jurusan Sastra Korea. “Proses perkuliahan di UGM itu lebih terstruktur dan lebih tepat waktu,” katanya.

Baca juga: Bang Ucok Kasat Lantas Polres Pidie, Kapolres Ganti Kasat Narkoba dan Kapolsek Kota Sigli

Bahkan untuk matakuliah Kota Tangguh yang diikuti di Kampus UGM, digabungkan mahasiswa Strata Satu dengan Pascasarjana. 

“Jadi gabung dalam satu Zoom, sehingga pertukaran pikiran itu lebih lebar. Namun, untuk tugasnya dibedaain, tapi kita di sini, bisa berbagi pikiran dengan mahasiswa S2, jadi sudah bisa merasakan bagaimana kuliah di S2,” ujar mahasiswi asal Sumatera Utara itu. 

Hal tersebut menjadi salah satu yang paling berkesan bagi Annisa ketika pertukaran pelajar bagi Annisa, bisa mengikuti perkuliahan di lima kampus. 

Bahkan sebelumnya, Annisa mengaku belum pernah menemukan matakuliah seperti Korea Kontemporer dan Basic Writing. 

“Begitu saya masuk ke ilmu sosial, banyak pertukaran pikiran, banyak hal-hal baru yang saya peroleh, bertemu dan berteman dengan orang dari seluruh penjuru Indonesia,” ungkap Annisa. 

Hal serupa juga dirasakan Mifta, mahasiswa Unimal asal Aceh Besar, yang mengikuti pertukaran mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE), Bank BPD Jawa Tengah, Semarang, bersama dengan 19 mahasiswa dari kampus dan prodi berbeda-beda. 

Selain teman, Miftakhkhul mengaku banyak mendapat pengetahuan baru selama mengikuti program pertukaran mahasiswa. Bahkan Miftakhul mengaku dapat mengikuti program tersebut dengan senang. 

Salah satu agenda dari mata kuliah Modul Nusantara adalah mengunjungi situs-situs bersejarah dan kunjungan desa-desa yang sudah memiliki Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang sudah maju setiap Sabtu. Antara lain Desa Wisata, Kampung Batik, Desa Wonolopo, Lawang Sewu. 

Nama Lawang Sewu memiliki arti "Seribu Pintu". Bangunan ini memiliki sekitar 1000 jendela besar, yang dibangun sebagai kantor pusat Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda, di Jawa Tengah.  

“Saya mulai mengikuti kegiatan program pertukaran mahasiswa pada akhir September 2021,” ujar mahasiswa Aceh tersebut. 

Baca juga: 240.764 Remaja di Aceh Sudah Divaksin, Ini Daerah Terendah Vaksinasi dan 7 Daerah di Atas 50 Persen

Kemudian dalam Modul Nusantara kata Mifta, ada kegiatan Inspirasi yang diisi oleh pengusaha yang sudah memiliki perusahaan besar, dan dari dunia usaha dengan proses perkuliahan secara tatap muka, setiap Kamis. 

“Jadi dihadirkan orang-orang hebat, biar kami juga bisa belajar entrepreneurship, sesuai dengan temannya entrepreneur, sangat menyenangkan,” ujar putra asal Aceh Besar. 

Pembelajaranutama dalam modul nusantarakata Miftaadalah kultur, karena tema kali ini adalah kebhinnekaan. Mahasiswa diajarkan bagaimana cara menghargai perbedaan agama, budaya,juga belajar berwirausaha. 

Halaman
1234

Berita Terkini