“Untuk belajar budaya memang harus terjun langsung ke masyarakat sehingga dapat mempraktikan langsung, karena kalau hanya belajar secara daring, susah cara mengaplikasikannya,” ujar Mifta.
Modul Nusantara termasuk program yang paling berkesan bagi Mifta dan mahasiswa lainnya, apalagi iniprogram baru dan baru pertama kali mengikuti pertukaran mahasiswa.
Selain dari Unimal, mahasiswa yang mengikuti program tersebut di STIE BPD Jateng, dari Universitas Jambi, Universitas Lambung Mangkurat Samarinda, Universitas Lampung, dan kampus lainnya.
Selama mengikuti program Modul Nusantara, Miftakhul lebih banyak mengikuti perkuliahan yang diadakan secara daring di Kampus STIE Jateng.
Ia mengambil 20 SKS di Kampus BPD Jateng. Kemudian di 3 SKS lagi, mengikuti di kampus asalnya, Unimal. “Kalau di Unimal yang saya ikuti Matakuliah Manajemen Talenta,” katanya.
Baca juga: Hukum Suami Istri Bersentuhan Setelah Wudhu, Batal atau Tidak? Begini Penjelasan UAS & Buya Yahya
Untuk konversi nilai Miftakhul mengaku tidak mengalami kesulitan, apalagi Mifta sudah berkonsultasi dengan pihak prodisebelum dia berangkat mengikuti program tersebut.
Dengan mengikuti program pertukaran mahasiswa, Mifta juga dapat mengikuti perkuliahan di prodi lainnya. “Tidak ada perbedaan yang spesifik sih dalam proses perkuliahan di sini dan Unimal,” kata mahasiswa kelahiran 11 September 2001.
Namun, dosen-dosen yang sudah dikenal Mifta tersebut rata-rata berkompeten dalam mengasuh perkuliahan, dalam penggunaan aplikasi serta disiplin. Soal biaya Mifta, tidak merasa kesulitan, karena juga mendapat bantuan dari Kemendikbud Ristek.
Sementara itu Rektor Unimal Prof Dr Herman Fithra kepada Serambinews.com menyebutkan jumlah mahasiswa yang mengikuti program dari kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), semester ganjil tahun 2021 mencapai 354 orang.
Masing-masing, Kampus Mengajar 91 mahasiswa, pertukaran mahasiswa 106 orang, pejuang muda 62 mahasiswa, Magang dan Studi Independen 41 mahasiswa, lalu magang bersertifikat 14 mahasiswa dan KKN Tematik 40 mahasiswa. Jumlah tahun ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada semester genap.
Pada tahun 2020 jumlah mahasiswa yang mengikuti MBKM 137 orang, yang terdiri kampus mengajar 104 mahasiswa, proyek kemanusia 10 mahasiswa, pertukaran mahasiswa 12 orang, dan magang bersertifikat 11 orang.
“Kita langsung mengikuti Merdeka Belajar Kampus Merdeka pada semester genap tahun lalu, kecuali pertukaran mahasiswa luar negeri, karena kondisi pandemi,” ujar Rektor Unimal.
“Kita juga mengirimkan mahasiswa untuk KKN di Nisam Antara sampai empat bulan untuk penurunan angka stunting,” ujarnya.
Baca juga: Mahasiswa KKN Unimal Ajarkan Pencak Silat Pada Anak-Anak Meunasah Alue, Muara Dua
Menurut Rektor, Tahun lalu Unimal mengirim 10 mahasiswa untuk relawan kemanusian ke Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), lalu magang di Industri dan kemudian menjadi guru di Kampus Mengajar. Bahkan, ada yang mengikuti pertukaran pelajar sampai ke Manado.
“Untuk konversi nilai tidak ada kendala, karena dikembalikan ke proding masing-masing. Dalam kurikulum tersebut juga sudah diatur (mekanismenya), dan itu sudah berjalan,” katanya.