Pemusik 49 Tahun Ini Diciduk Polisi karena Mengoleksi Juataan Video Anak-anak dalam Hard Disk
SERAMBINEWS.COM, ROMA – Seorang pria di Italia berusia 49 tahun ditangkap polisi karena mengoleksi lebih dari satu juta file berisi video dan foto anak-anak.
Pasalnya, ia ditangkap oleh pihak kepolisian karena menyimpan file video dan foto yang berisi pornografi anak di dalam hard disknya.
File tersebut berisi adegan anak-anak dalam tindakan ‘panas’ dengan orang dewasa, menurut pernyataan polisi Italia pada hari Sabtu, (18/12/2021).
Dilansir dari Wion News, tersangka merupakan seorang musisi yang berasal dari kota Ancona, provinsi Marche.
Baca juga: 3 Kasus Rudapaksa Anak Berkelompok Terjadi di Aceh
Ia ditangkap kepolisian atas kepemilikan sejuta foto dan video klip yang menggambarkan anak-anak dalam keadaan tidak senonoh dengan orang dewasa.
Polisi mengatakan pria itu telah mengumpulkan file tersebut selama lebih dari 20 tahun.
''Tersangka menyimpan file di hard disknya, media optik dan ponsel, di mana dia begitu hati-hati saat memindahkan ke dalam folder yang berbeda,” kata kepolisian dalam sebuah pernyataan.
“Materi pornografi juga diatur sesuai dengan jenis foto atau video dan usia korban,” kata polisi.
Meskipun musisi itu pernah mengajar anak di bawah umur, namun tidak ditemukan bukti dia melakukan pelecehan seksual, tambah polisi.
Pornografi anak begitu keras dilarang di seluruh dunia.
Baca juga: Nazaruddin Dek Gam Minta Para Pelaku Rudapaksa Anak Dibawah Umur di Nagan Raya Dihukum Setimpal
Banyak pelaku yang telah ditangkap karena memiliki gambar dan video adegan tersebut.
Pada tahun lalu, polisi Italia telah menindak kelompok kriminal yang mendistribusikan pornografi anak melalui platform pesan instan.
Polisi Italia mengeluarkan puluhan surat perintah penangkapan setelah mengumpulkan informasi yang diterima melalui berbagai sumber.
Mengapa Dorongan Mengakses Konten Pornografi Sangat Kuat?
Dikutip dari Kompas.com, penyebaran konten pornografi di internet semakin merajalela dan menjadi sumber banyak masalah.
Salah satunya memicu kecanduan pornografi yakni obsesi terhadap konten seksual sehingga mengganggu keseharian.
Penggunaan konten pornografi online secara berlebihan ini merupakan kombinasi dari kecanduan internet dan seks.
Kecanduan pornografi akibat konten internet khususnya banyak dialami oleh anak muda.
Apalagi di masa sekarang ketika penggunaan media sosial sangat masif dan akses internet begitu luas.
Ada banyak konten pornografi yang sangat mudah dijumpai di lini masa Twitter, Instagram sampai TikTok.
Belum lagi kehadiran sejumlah situs penyedia konten pornografi seperti PornHub atau OnlyFans.
Baca juga: Dua Pelaku Rudapaksa Anak Ternyata Residivis Kasus Perkosaan, Polisi Nagan Raya Buru 5 Pelaku Lain
Semuanya bisa didapatkan dengan mudah dan tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.
Pilihannya juga sangat banyak dan berbagai jenis termasuk sarat akan kekerasan seksual.
Kecanduan pornografi diawali dorongan tak terkendali untuk mendapatkan kepuasan seksual melalui bentuk hiburan tersebut.
Namun relasinya meningkat sehingga dorongan tersebut menjadi lebih sering dan lebih kuat.
Koneksi ini bisa menjadi sangat kuat sehingga hanya dengan duduk di depan komputer atau smartphone saja sudah dapat menimbulkan respons seksual.
Dorongan untuk menyaksikan konten pornografi di internet ini kemudian mengganggu kehidupannya.
Kita bisa menghabiskan waktu seharian hanya demi mencari konten pornografi di dunia maya.
Dikutip dari Psychology Today, pengalaman tersebut biasanya juga memicu rasa malu dan bersalah.
Baca juga: 2 Kali Ditolak Berhubungan Badan, Suami Nekat Tikam Perut Istri hingga Tewas, Sang Anak Menjerit
Banyak pecandu pornografi melaporkan bahwa mereka berakhir dalam situasi menyedihkan ketika pelepasan seksualnya menjadi satu-satunya pengalaman positif yang didapatkan dari konten tersebut.
Padahal, awalnya mayoritas orang yang menggunakan pornografi online hanya untuk rekreasi atau sekedar mengisi waktu luang.
Konten pornografi internet menawarkan privasi
Kecanduan pornografi internet dapat membawa dampak psikologis yang berbeda dari rasa malu biasanya.
Faktor utamanya adalah kebutuhan untuk asupan konten pornografi yang lebih banyak dan bervariasi.
Paparan materi semacam itu dapat sangat mendistorsi keyakinan tentang seksualitas manusia dan merusak hubungan interpersonal.
Orang yang mengalaminya cenderung akan memiliki perasaan tidak puas dengan pengalaman seksualnya sendiri dan merasa tidak cukup dengan pasangannya.
Faktor lain yang menambah daya tarik konten pornografi internet adalah privasi yang ditawarkanya.
Baca juga: Wanita Ini Melahirkan Anak Kembar, Padahal Suaminya Dipenjara, Terungkap Cara Kerja Pasutri Ini
Hal ini membuat seseorang terhindar dari rasa malu ketika terus-menerus menyimak konten bermasalah itu.
Bandingkan dengan orang yang merasa malu jika tertangkap basah membeli majalah atau video yang sarat pornografi, seperti di masa lalu.
Banyak individu yang mengalami kecanduan pornografi dapat menyembunyikan aktivitasnya dari pasangan mereka dan tetap anonim di situs yang dikunjungi.
Konten pornografi internet mudah diakses, tersedia setiap saat, dan bisa dengan mudah didapatkan secara gratis.
Kombinasi tersebut membuat konten pornografi internet jauh lebih berisiko memicu kecanduan yang serius.(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
AKSES DAN BACA BERITA DI GOOGLE NEWS