Berita Banda Aceh

1 Jam Bersama Diaspora, Cerita Indra Iskandar dan Pertemuan Berkesan dengan Tgk Abdullah Syafii

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekjen DPR RI, Indra Iskandar, dan Pemred Serambi Indonesia, Zainal Arifin, saat tampil dalam program “1 Jam Bersama Diaspora” Rabu (29/12/2021) malam.

Pertemuan dengan Panglima Angkatan Gerakan Aceh Merdeka (AGAM) Tgk Abdullah Syafii di belantara Pidie pada tahun 2000, merupakan salah satu momen istimewa dalam perjalanan hidup Dr Ir Indra Iskandar MSi, putra Aceh yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal DPR RI.

Datang menemani Bondan Gunawan yang kala itu menjabat Menteri Sekretaris Negara, Indra Iskandar bagian dari tim pemerintah pusat pertama yang datang ke markas GAM dan bertemu langsung dengan panglima mereka.

Kisah tentang momen bersejarah itu diceritakan Indra Iskandar saat tampil dalam program “1 Jam Bersama Diaspora” yang disiarkan langsung di Facebook Serambinews.com dan Youtube Serambi On TV, Rabu (29/12/2021) malam lalu.

Bincang inspiratif ini dipandu oleh Pemimpin Redaksi Harian Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur.

Indra menuturkan, pertemuan antara Bondan Gunawan dengan Tgk Abdullah menjadi tonggak awal dari penjajakan perdamaian di Aceh.

Ini adalah kali pertama pemerintah Indonesia secara resmi mengutus seorang menteri untuk bertemu langsung panglima GAM di markasnya.

“Saat itu, Pak Mensetneg (Bondan Gunawan) mengajak saya untuk mendampinginya.

Bukan karena saya orang Aceh, tapi mungkin beliau melihat saya ini agak koboi, agak nekat.

Sekjen DPR RI, Dr Indra Iskandar MSI (dua kiri) menyirami air bunga dalam komplek makam keluarga atau Beuhom di Gampong Keunire, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Jumat (24/12/2021) petang (Serambinews.com)

Apalagi, ketika diajak saya tidak berpikir panjang dan langsung setuju, karena saya berpikir ini akan menjadi bagian dari sejarah Aceh,” ungkap Indra Iskandar.

“Feeling saya, ini adalah satu niat atau titik awal untuk membuka komunikasi yang baik antara GAM dengan Pemerintah Indonesia,” lanjutnya.

Saat itu, kata Indra, situasi Aceh masih sangat mencekam.

Rombongan Bondan Gunawan, termasuk Indra Iskandar di dalamnya, tidak pernah diberitahu tentang lokasi pertemuan.

“Prosesnya cukup alot, kami bergerak dari Banda Aceh ke Pidie.

Sempat dua malam menginap di Sigli, menunggu kesepakatan antara aparat keamanan dengan pihak GAM.

Hingga kemudian kami dibawa ke sebuah tempat di pedalaman Pidie,” ujarnya.

Halaman
1234

Berita Terkini