Untuk itu, ajarkan anak-anak untuk menggunakan tangan kiri dan mengurangi sentuhan pada barang-barang," ucapnya.
Demi menambah keamanan, Kartini menyatakan ada langkah-langkah rekayasa administrasi dan teknis.
Seperti melaksanakan pembatasan jumlah orang dalam kelas, pengaturan frekuensi sekolah dan durasi PTM, hingga tes Covid-19 secara berkala bagi warga satuan pendidikan.
"Tentu hal ini perlu dikomunikasikan dengan orang tua dan anak.
Tujuannya nanti akan kita sampaikan.
dan secara teknis kita bisa mengatur bagaimana mereka duduknya, alur masuknya, pemanfaatan PeduliLindungi, penyediaan sarana cuci tangan, sirkulasi dan juga disinfeksi," pungkasnya.
Hasil Uji Klinik Negara Lain
Terkait program vaksinasi booster ini, pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelumnya mengatakan, ada lima jenis vaksin Covid-19 yang sedang dalam proses registrasi sebagai vaksin booster di BPOM.
Kelima merek vaksin tersebut yaitu Pfizer, AstraZeneca, Coronavac/Vaksin PT Bio Farma, Zifivax, dan Sinopharm.
"Dalam waktu dekat mudah-mudahan lengkap datanya, sehingga bisa keluarkan emergency use authorization (EUA)," kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam acara Taklimat Bidang PMK di gedung Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (29/12/2021).
Penny menyebutkan, untuk sejumlah vaksin Covid-19, datanya masih dilengkapi sebagai vaksin booster dengan melakukan uji klinik.
Ia mengatakan, uji klinik tersebut dilakukan untuk jenis vaksin berbeda yang digunakan dalam vaksin pertama dan kedua atau heterologus dan vaksin jenis yang sama atau homologus.
"Sedang berproses uji klinik yang dilakukan oleh Balitbang Kementerian Kesehatan untuk Vaksin booster heterologus atau dengan vaksin yang berbeda (dari) vaksin primer 2 dosis pertama, yaitu dengan Vaksin Sinovac, Pfizer, dan AstraZeneca," kata Penny.
"Juga sedang berproses uji klinik untuk vaksin booster dengan Sinopharm," kata dia.
Sejumlah jenis vaksin Covid-19 sedang proses registrasi di BPOM untuk menjadi vaksin booster sejenis (homologus).