Berita Langsa

Tim Kajian Sejarah Unsam Langsa Gali Keberadaan Vihara Berusia 115 Tahun di Pusong

Penulis: Zubir
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr Usman Ibrahim MPd saat melihat bekas konstruksi atau bangunan Vihara Kuno yang berada di Pulau Pusong, Gampong Teulaga Tujoh, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa

Jadi, Tok Awang itulah orang pertama penggagas pembangunan Vihara atau pusat peribadatan bagi orang Cina yang membawa barang-barang perniagaan seperti piring, guci, keramit dan barang pecah belah lainnya dari Malaysia. 

Pemilihan lokasi Pusong Telaga Tujuh itu, karena pulau ini dianggap sangat strategis bila masuk ke pelabuhan Pulo Rawa dan berada dimuara Kuala Langsa.

Tujuannya untuk beristirahat dan bersembahyang dulu di Pusong sebelum mendarat ke pelabuhan Pulo Rawa Langsa. 

Baca juga: Persiraja Tahan Imbang Persipura Jayapura, Dek Gam : Nyan Bek Ka Peusalah Ke Lee Beuh

Alat-alat pembangunan itu terbuat dari kayu jati, batu bata dan atap seng, yang dibawa dari negeri Malaysia sendiri.

Tim Kajian Sejarah Unsam Langsa i , juga meneliti infrastruksi bangunan Vihara milik orang Tionghoa bahwa tinggi bangunan 3 meter dari bawah ke puncak, tebal tiang tengah 13 cm, dan tebal dinding belakang 2,5 inc serta lebar bangunan 3 x 3 meter. 

Bangunan Vihara itu terbuat dari batu beton dan kayu jati, asal barang-barang itu dibawa dari Malaysia atas prakarsa Tok Awang (berkebangsaan Tionghoa asli).

Kemudian di depan Vihara, ada sebatang pohon beringin dan rindang untuk berlindung dan beristirahat para pengunjung. 

Juga ada satu rute navigasi transportasi Tongkang dari laut yaitu birup pertama menuju ke pelabuhan Pulo Raya (Kuala Langsa).

Untuk masuk ke Vihara Pusong Telaga Tujuh waktu itu jaraknya 300 meter jalan masuk atau mendarat dari bagian sebelah barat dan melalui alur kecil, hanya muat sampan menuju ke Vihara itu.

Jika malam di sana waktu itu selalu dibakar lilin agar terang bila ada yang berkunjung ke tempat peribadah tersebut dan terjaga keamanannya. (Sumber Zulkifli bin Ali, 27 Desember 2021). 

Baca juga: Menguak Kisah Toke Tawi, Sosok Saudagar Berlebel Internasional dari Pidie, Begini Penuturan Tuha Nu

Para penzairah yang mau bernazar dan sembahyang ke Vihara Pusong Telaga Tujuh, ada juga orang-orang Cina asal di Medan, Kuala Simpang, Langsa dan Idi.

Kunjungan mereka selain menzairah dan mengadakan sembahyang ke Vihara Datuk Putih Tertua Pusong waktu itu, yang dianggap keramat dan menjadi pusat peribadatan bagi umat-umat Budha. 

Mereka umumnya datang dan beribadat pada hari libur dan minggu dan biasanya kedatangannya selalu ramai dan jarang sendiri. 

Tatkala mau sembahyang mereka bawa ayam jantan, apel, dan jeruk. Usai sembahyang buah-an ditinggal begitu saja dan diambil oleh penduduk setempat. 

Dan sesekali ada juga rombongan orang-orang Cina datang dari Malaysia untuk bernazar, paling sedikit 6 orang dan bergabung dengan Cina dari Langsa, Idi dan Kuala Simpang juga ada Cina asal dari Medan, Sumatra Utara.

Halaman
123

Berita Terkini