Laporan Herianto I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Komisi II DPRA Irpannusir bersama anggota, Sabtu (22/1/2022) melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Bugak, di Aceh Utara yang dilanda banjir besar, beberapa minggu lalu.
Misi kunjungan kerja komisi II DPRA ini, untuk melihat kondisi daerah itu pasca banjir dan penyaluran pupuk subsidi di daerah.
“Laporan yang kita terima dari kelompok tani padi di Kecamatan Bugak, saat ini mereka butuh pupuk urea dan NPK subsidi, tapi kios pengecer belum menyediakannya, kalaupun ada barang, harganya sangat tinggi berkisar Rp 160.000 – Rp 200.000/sak (50 Kg),” kata Irpannusir dalam laporan kunjungan kerja yang disampaikan kepada Serambinews.com, Minggu (23/1).
Harga pupuk subsidi urea itu, ungkap Irpannusir, sekitar Rp 125.500/sak (50 Kg) dan NPK Rp 115.500/sak (50 Kg), tapi kenapa menurut pengakuan para kelompok tani di Gampong Pirak Timue, Kecamatan Bugak, harga pupuk urea subsdidi urea dan NPK di Kecamatannya mencapai Rp 160.000 – Rp 200.000/Kg (50 Kg).
• DPRK Minta Dinkes Tanggung Jawab Terkait Anak SD Pingsan Usai Divaksin
Komisi II DPRA, kata Irpannusir sangat prihatin, melihat kondisi petani di Kecamatan Bugak, Aceh Utara yang baru dilanda bencana banjir, dimana sekitar 3.000 an hektar tanaman padi yang sudah ditanam terendam banjir dan sebagian dari tanaman padi itu rusak, harus ditanam kembali.
Setelah petani menanam kembali tanaman padinya untuk mengganti tanaman padi yang telah rusak, akibat terendam air banjir, mereka butuh pupuk.
• Ria Ricis Mengaku Tak Bisa Memasak, Sang Youtuber Rela Belajar Untuk Suaminya, Teuku Ryan
Produsen pupuk urea ada di Aceh yaitu PT PIM dan produsen pupuk NPK, SP 36, TSP dan ZA, diserahkan kepada PT Petro Kimia Gersik dan mereka menyatakan, sudah mengirim pupuk subsidinya ke berbagai lokasi di daerah, tapi kenapa pada saat petani membutuhkan pupuk tersebut, barangnya belum tersedia tepat waktu di kios pengecer.
Petani di Aceh Utara, kata Irpannusir, sudah sangat ketergantungan dengan pupuk kimia atau pupuk non organik, maka Dinas tehnis harus menyediakan pupuk kimia tersebut di kios pengecer saat dibutuhkan.
“Sekarang mereka butuh pupuk urea subsidi dan NPK subsidi, tapi barangnya belum tersedia di kios pengecer,” ujar Irpannusir.
Usai kunjungan kerja ini, kata Irpannusir, pihaknya akan mengundang Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinasperindag Aceh, PT PIm dan PT PetroKimia Gersik sebagai produsen pupuk, untuk dimintai penjelasannya, kenapa pupuk subsidi yang diubutuhkan petani pada untuk MT rendeng, belum tersedia tepat waktu di kios pengecer.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, melalui Kabid yang menangani penyaluran pupuk Fahrurrazi mengatakan, setelah Kementan memberi kuota pupuk subsidi untuk Aceh pada awal Januari 2022 lalu, Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, langsung membuat SK pembagian dan penetapan pupuk subsidi Per Kabupaten/Kota berdasarkan usulan RDKK kelompok tani masing-masing dari Kabupaten/Kota.
Setelah Gubernur menerbitkan SK Penetapan kuota pupuk subsidi masing-masing Kabupaten/Kota, SK itu dikirim ke Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, untuk ditindaklanjuti pembuatan pembagian kuota pupuk subsidi ke kecamatan oleh Bupati dan Walikota.
Setelah Bupati/Walikota menerbitkan SK pembagian dan penetapan kuota pupuk subsidi per kecamatan, langkah berikutnya Disperindag setempat memonitor apakah kios pengecer sudah melakukan penebusan kepada distributor pupuk, kalau belum dibantu untuk melakukan penebusannya, begitu juga setelah kios mengajukan penebusan, apakah pihak distributor sudah mengajukan penebusan kepada produsen pupuk dan kalau belum dibantu.
Tugas Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh untuk membuat SK penetapan, pembagian kuota pupuk subsidi per Kabupaten/Kota, sudah selesai dan ada beberapa daerah juga, sudah melakukan hal yang sama untuk pembagian kuota pupuk subsidi untuk kecamatannya.
• Kapolres Lhokseumawe: Animo Masyarakat untuk Vaksin Semakin Meningkat