Untuk bulan Februari ini, komoditi kebutuhan pokok yang bisa menjadi pemicu angka inflasi tinggi, antara lain minyak goreng, sehingga perlu terus dipantau dan dikendalikan penyediaan stoknya.
Laporan Herianto | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kenaikan harga elpiji non-subsidi, ikan tongkol, telur ayam ras, udang basah, dan sewa rumah Januari 2022 menjadi pemicu tingginya angka inflasi di Aceh.
Ya, angka inflkasi di Aceh Januari 2022 mencapai sebesar 1,04 persen.
Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Aceh, Achris Sarwani yang juga Kepala Perwakilan BI Aceh, menyampaikan hal ini ketika menjawab Serambinews.com, Jumat (4/2/2022).
“Untuk bulan Februari ini, komoditi kebutuhan pokok yang bisa menjadi pemicu angka inflasi tinggi, antara lain minyak goreng, sehingga perlu terus dipantau dan dikendalikan penyediaan stoknya.
Dengan demikian diharapkan angka inflasi bulan Februari ini nanti tidak mencapai di atas 1 persen, “ kata Achris Sarwani
Sarwani menyebutkan cara itu antara lain pemerintah bersama produsen minyak goreng kemasan perlu menyiapkan stok yang cukup di tempat penjualan minyak goreng kemasan satu harga.
Minyak goreng kemasan satu harga itu, yakni kemasan premium Rp 14.000/liter/bungkus/orang, kemasan sederhana Rp 13.500/liter/bungkus/orang dan minyak curah Rp 11.500/liter).
"Hasil pantauan kami di berbagai tempat penjualan minyak goreng kemasan satu harga tersebut, stoknya sering kosong, sehingga membuat masyarakat kecewa," kata Achris.
Achris menjelaskan kekosongan stok minyak goreng satu harga itu bisa mendorong naiknya harga minyak goreng di berbagai tempat.
Padahal tujuan pemerintah memberikan subsidi minyak goreng agar harganya turun dan seragam di berbagai tempat penjualannya.
Harga beras
Selain itu, kata Achris Sarwani, harga beras memasuki bulan Februari 2022 ini mulai bergerak naik.
Beras kuku balam kualitas premium harganya sudah mencapai Rp 165.000/zak (isi 15 Kg), sebelumnya Rp 155.000 - Rp 160.000/zak.
Beras medium juga, harganya kini sudah naik menjadi Rp 150.000 – Rp 160.000/zak.
Sebelumnya Rp 145.000 – Rp 150.000/zak.
Sementara harga teluar ayam ras cenderung menurun, begitu juga ikan, karena hasil tangkpan nelayan sudah mulai meningkat, sehingga harganya kembali normal.
Tepung terigu, sedikit naik, tapi masih berada pada batas wajar dan gula pasir stabil.
Untuk mengantisipasi tekanan inflasi dan menjaga stabilitas harga pangan, kata Achris Sarwani, TPID Aceh, akan mengadakan High Level Meeting.
Tujuannya dalam rangka mengoordinasikan strategi pengendalian inflasi pada triwulan I 2022.
Upaya yang kan dilakukan antara lain melakukan pemantuan stok komoditas bahan pangan strategis, seperti beras, minyak goreng, gula pasir, tepung terigu, telur ayam ras.
Kemudian penyusunan jadwal operasi pasar, optimalisasi cold storage, melakukan pencegahan praktik penimbunan bahan pangan strategis.
Selain itu, mendorong kerja sama antar daerah sesuai Roadmap TPID 2022 – 2024 yang telah dirancang awal tahun 2022.
Dalam Roadmap TPID 2022 – 2024, upaya untuk menjaga kestabilan harga dilakukan melalui penguatan empat pilar strategis yang disebut dengan “ 4K “ yang mencakup, Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.
Keterjangkuan harga, lanjut Achris Sarwani, akan difokuskan pada stabilitas harga pangan strstegis dengan melakukan pemantuan harga bahan pangan pokok.
Kemudian pelaksanaan pasar murah menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional, antara lain jelang meugang bulan Ramadhan, Idul Fitri, Idhul Adha.
Selanjutnya sidak pasar, hingga rencana penetapan harga eceren tertinggi (HET) melalui penyusunan qanun.
Selanjutnya, untuk ketersediaan pasokan, akan difokuskan pada peningkatan produksi pangan lokal yang menjadi penyumbang inflasi, seperti bawang merah, cabai merah dan cabai rawit.
Kemudian terkait kelancaran distribusi, dilakukan dengan cara penguatan kerjasama antar daerah dan peningkatan infrastruktur perdagangan, menjadi prioritas untuk dikerjakan.
Terakhir untuk tetap menjaga ekspektasi masyarakat tetap positif, perlu upaya peningkatan komunikasi yang efektif terkait up date perkembangan harga dan ketersediaan pasokan publik.
Sinergi kebijakan yang dilakukan Pemerintah Daerah, Bank Indonesia dan segenap intansi terkait, diharapkan menghasilkan dampak siqnifikan dalam pengendalian inflasi di Aceh.
Dengan demikian daya beli masyarakat tetap terjaga. (*)