Berita Aceh Tamiang

Petani Cabai di Aceh Tamiang Diperkenalkan Inovasi Trichoderma Harzianum

Penulis: Zubir
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dosen Pertanian Unsam bersama warga Kelompok Tani Suka Jaya, Kampung Bukit Panjang, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang pada pelatihan penerapan inovasi trichoderma harzianum.

 Laporan Zubir | Langsa

SERAMBINEWS.COM, LANGSA – Tim Dosen Fakultas Pertanian Universitas Samudra (Unsam) perkenalkan inovasi trichoderma harzianum untuk membantu meningkatkan kesuburan tanah, kepada Kelompok Tani Suka Jaya, Kampung Bukit Panjang, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang, Rabu (20/8/2025).

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) mengusung tema “Pemberdayaan Petani Cabai Merah melalui Inovasi Trichoderma harzianum: Solusi Berkelanjutan untuk Mengurangi Ketergantungan Pestisida Kimia”. 

Program ini dipimpin oleh Boy Riza Juanda, S.P., M.P. selaku ketua tim, dengan anggota dosen Dr. Kiagus Muhammad Zain Basriwijaya, S.Pt., M.Si., Siti Balqies Indra, S.P., M.P., serta melibatkan mahasiswa Fakultas Pertanian.

Dosen Boy Riza Juanda, menyebutkan, cabai merah merupakan komoditas strategis di Aceh Tamiang, namun produktivitasnya kerap menurun akibat serangan penyakit layu fusarium dan busuk akar. 

“Selama ini petani sangat bergantung pada pestisida kimia. Melalui kegiatan ini kami memperkenalkan Trichoderma harzianum, jamur antagonis yang ramah lingkungan, efektif menekan penyakit tanaman, sekaligus meningkatkan produktivitas cabai,” ujarnya.

Baca juga: Armia Pahmi Mulai Rombak Kabinet, Kabag Barjas dan Camat Kota Kualasimpang Masuk Daftar Ganti

Dia menambahkan, melalui kegiatan pengabdian yang dilaksanakan Dosen Pertanian Unsam maayarakat diberikan pelatihan teori, demonstrasi lapangan, dan pendampingan intensif. 

"Para petani kita ajarkan cara mengaplikasikan trichoderma harzianum, teknik pengelolaan tanah berkelanjutan, hingga manajemen usaha tani," pungkasnya.

Sementara Ketua Kelompok Tani Suka Jaya menyambut baik kegiatan ini dan berharap penerapan teknologi ramah lingkungan dapat membantu petani mengurangi biaya produksi dan meningkatkan pendapatan.

Program ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya ketahanan pangan, peningkatan kesejahteraan petani, dan perlindungan lingkungan. 

Unsam menargetkan kegiatan ini dapat menjadi model pertanian berkelanjutan yang bisa direplikasi di wilayah lain di Aceh maupun Indonesia. (*)

Baca juga: Markas Besar Marsose di Tangse Dihuni Pasukan Khusus dan Kejam, Tim Unsam Ungkap Hasil Penelitian

Berita Terkini