Berita Banda Aceh

BI Aceh: Empat Pekan Tak Ada Pasokan Minyak Goreng di Pasar

Penulis: Mawaddatul Husna
Editor: Nur Nihayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Minyak goreng kemasan dijual seharga Rp 22.000 sekilo di Sinabang, Kabupaten Simeulue, Kamis (10/2/2022).

Survey mingguan tersebut dilakukan di beberapa pedagang grosir di tiga titik pasar, yaitu Pasar Lambaro, Pasar Atjeh, dan Peunayong.

Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh meninjau pasokan minyak goreng di beberapa pasar yang ada di Banda Aceh dan sekitarnya.

Peninjauan secara langsung ini dilakukan setelah terjadi kelangkaan minyak goreng dalam beberapa pekan terakhir.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Aceh, Achris Sarwani, Rabu (23/2/2022) menyampaikan bahwa berdasarkan hasil survey mingguan yang dilakukan oleh Bank Indonesia, sudah empat pekan tidak ada pasokan minyak goreng masuk ke pasar.

Survey mingguan tersebut dilakukan di beberapa pedagang grosir di tiga titik pasar, yaitu Pasar Lambaro, Pasar Atjeh, dan Peunayong.

Baca juga: Kelangkaan Minyak Goreng jangan Ditangani Seperti Pemadam Kebakaran, Harus dari Hulu sampai Hilir

Dikatakan, berdasarkan hasil tinjauan langsung di Pasar Lambaro, kelangkaan minyak goreng sudah terjadi sekitar satu bulan dan pedagang belum menerima pasokan dari distributor utama. 

Kendala kesediaan pasokan juga dialami oleh pedagang grosir di Pasar Atjeh, yang menyatakan bahwa terjadi penarikan pasokan minyak goreng yang sudah di-drop paska subsidi minyak goreng. 

Penarikan yang dilakukan oleh distributor tersebut diperkirakan untuk memastikan minyak goreng terkait mendapatkan subsidi terlebih dahulu sehingga bisa dijual diharga yang telah ditentukan.

Baca juga: Minyak Goreng di Pasaran Aceh Selatan Masih Langka

Ia menambahkan sedangkan pada waktu yang sama, beberapa pedagang eceran di Pasar Peunayong menyatakan bahwa baru saja menerima minyak goreng bersubsidi dari distributor utama.

Adapun minyak goreng bersubsidi tersebut hanya satu merk minyak goreng premium dengan jumlah yang terbatas dan dijual di harga Rp16.000 per kg.

Kendati stock terbatas, pedagang pada level eceran belum membatasi jumlah pembelian minyak goreng kepada pembeli yang mana bisa meningkatkan risiko  panic buying jika pasokan minyak goreng masih terbatas.

Setelah meninjau langsung ketersedian pasokan minyak goreng, Achris Sarwani menyatakan bahwa dengan mulai masuknya kembali pasokan minyak goreng bersubsidi walaupun masih langsung melalui pedagang eceran dengan jumlah dan merk yang masih terbatas.

Diharapkan masyarakat tidak kesulitan lagi untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau.

“Terlebih berdasarkan pengamatan saat meninjau, pasokan minyak goreng curah juga sudah mulai masuk ke grosir-grosir,” kata Achris Sarwani dalam keterangan tertulis yang diterima Serambinews.com. (*)

Baca juga: Harga Minyak Goreng Curah Mulai Turun

 
 
 
 
 

Berita Terkini