Batu Giok

Yul Agusmar, Perajin Batu Giok yang Bertahan di Tengah Pandemi

Penulis: Khalidin
Editor: Taufik Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Khalidin | Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini benar-benar menghantam semua relung perekonomian masyarakat termasuk di Kota Subulussalam.

Begitupun para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Subulussalam yang berupaya bertahan di tengah pandemi Covid-19 meski produksi dan omzet turun tajam.

Hal ini salah satunya dialami Yul Agusmar, seorang perajin Batu Giok atau batuk akik di Dusun Antara Desa Lae Mbersih, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam.

Pandemi COVID-19 turut menyebabkan usaha yang digeluti sejak tahun 2013 nyaris gulung tikar karena omzetnya turun drastis. Kondisi ini pun memaksa Yul Agusmar untuk berinovasi guna tetap bertahan di tengah hantaman badai pandemi.

Sehingga meski sempat berhenti memproduksi kerajinan giok, akhirnya secara perlahan Yul Agusmar berusaha bangkit dari keterpurukan tersebut.

Sehingga meski usaha batu alam yang digeluti ini tidak semanis saat ‘booming’ di hampir seluruh Indonesia, Agusmar tetap menekuni untuk menutupi kebutuhan keuangan.

Awal merintis usaha asah batu giok,  Yul Agusmar memproduksi aneka batu cincin. Bahan baku dipasok dari Nagan Raya yang merupakan kabupaten penghasil batu alam berkualitas tinggi di Aceh, sehingga dipastikan keasliannya.

Tingginya permintaan konsumen membuat hasil penjualan batu asah milik Yul Agusmar laku keras. Apalagi, batu giok Aceh seperti solar saat itu sangat populer hingga mencapai harga fantastis di eranya.

Saat masih booming, kata Yul Agusmar penjualan batu cincinnya mencapai ratusan PCS (Pieces) per bulan namun setelah dilanda pandemic menurun drastis hingga 70 an persen.

“Dulu sangat banyak orderan tapi selama dua tahun terakhir ampun saya bang, pandemic ini sangat berdampak pada usaha saya,” ujar Yul Agusmar.

Meski mengalami penurunan drastis, dia tetap optimis melanjutkan usahanya meski harus terseok namun berusaha tetap bertahan.

Salah satu upaya Yul Agusmar tetap mempertahankan usaha asah batu giok adalah dengan berkreasi dan inovasi.

Seperti perajin lainnya, ayah dua putra dan putrinya tersebut selama ini lebih banyak memproduksi pembuatan batu cincin dan gelang atau kalung dan liontin. Beberapa tahun lalu, Yul berinovasi untuk memproduksi kerajinan lain.

Dia pun memutar otak untuk belajar berkerasi. Alhasil, dia mampu memproduksi sejumlah souvenir hingga cangkir, teko dan meja dari batu giok.

Halaman
123

Berita Terkini