Mengenal All England, Turnamen Bulutangkis Paling Bergengsi dan Prestisius di Dunia Sejak 1899
SERAMBINEWS.COM - All England telah menjadi turnamen bulutangkis paling prestisius dan bergengsi di dunia.
Turnamen bulutangkis All England masuk satu dari tiga turnamen super series BWF di level 1000
Tentunya, turnamen yang sudah diselenggarakan sebanyak 111 kali ini, sangat berbeda dari turnamen bulutangkis lainnya.
All England menjadikan turnamen paling tertua dan bergengsi di dunia.
Baca juga: Tekat Kuat Tim Bulutangkis Indonesia di All England 2022, Tak Ingin Trauma Masa Lalu Menghantui
Para pemain menjadikan All England sebagai turnamen paling istimewa dan juga momok bagi mereka.
Tak mudah bagi sejumlah pemain untuk mepertahankan gelar diajang super 1000 All England Ini.
Dilansir dari allenglandbadminton.com, All England pertama kali digelar di stadion Guildford pada tanggal 4 April 1899.
Saat itu hanya tiga nomor yang ditandingkan, yakni ganda putra, ganda putri dan ganda campuran.
Kemudian, nomor tunggal putra dan tunggal putri baru dipertandingkan di tahun selanjutnya, pada 1900.
Meskipun digelar setiap tahun sejak 1899, All England pernah dihentikan pada tahun 1915 hingga 1919 akibat dari Perang Dunia I.
Baca juga: Petik Pelajaran dari All England 2021, 22 Wakil Indonesia Siap Tampil di All England 2022
Setelah tahun 1919, All England kembali digelar di Royal Horticultural Hall, Vincent Square, London.
Namun di tahun 1940 hingga 1946 turnamen ini harus kembali rehat akibat dari Perang Dunia II.
Sebelum bernama All England, ternyata turnamen ini dulunya bernama ‘The Open English Championships’ di tahun 1899 hingga 1902.
Dalam penyelenggaraannya, All England sudah tujuh kali berpindah stadion, sebelum akhirnya memilih stadion Arena Birmingham atau National Indoor Arena, Birmingham, Inggris.
Berikut stadion yang pernah menyelenggarakan turnamen paling bergengsi di dunia, All England.
1899 - 1901 di HQ London Scottish Regiment Drill Hall, Buckingham Gate
1902 di Crystal Palace, Sydenham, Kent
1903 - 1909 di Kantor Pusat London Rifle Brigades City, Bunhill Hill, London
1910 - 1939 di Royal Horticultural Hall, Vincent Square, London
1947 - 1949 di Haringay Arena, London
1950 - 1956 di Empress Hall, Earls Court, London
1957 - 1993 di Wembley Arena, London
1994 hingga kini di Arena Birmingham atau National Indoor Arena, Birmingham.
Baca juga: Tiba di Tanah Air, Marcus & Greysia Layangkan Kritikan Keras ke BWF atas Insiden All England 2021
Sejak tahun 1984, turnamen All England secara eksklusif disponsori oleh Yonex.
Indonesia pertama kalinya ikut andil dalam turnamen ini di tahun 1959.
Pada tahun itupula wakil Indonesia Tan Joe Hok menorehkan sejarah pertamanya lewat nomor tunggal putra.
Hingga 2021, Indonesia merupakan negara tersukses ke-empat di kejuaraan bergengsi ini, setelah Inggris, Denmark, dan China.
Di All England ini, Indonesia sudah mengoleksi 48 gelar, dengan perincian tunggal putra 15 gelar, tunggal putri 4 gelar, ganda putra 21 gelar, ganda putri 2 gelar, dan ganda campuran 6 gelar.
Baca juga: Diserbu Netizen Indonesia, Akun Instagram Resmi All England Menghilang
Pebulutangkis tunggal putra Rudy Hartono menjadi pemain Indonesia yang tersukes dengan mencetak 8 gelar di sepanjang perhelatan All England.
Hingga saat ini, belum ada pemain tunggal putra di dunia yang sanggup menyamai rekor juara Rudy Hartono di All England.
Dengan sejarah yang panjang tersebut, tak heran para pebulutangkis menganggap All England sebagai turnamen yang paling bergengsi dan prestisius di dunia.
Bahkan, dari nominal hadiah uang yang di tawakan pun cukup fantastis yakni, 1.100.000 dollar AS atau Rp 15, 8 miliar (kurs Rp 14.391)
Untuk tahun 2022, All England dijadwalkan akan helat pada 16 Maret hingga 21 Maret 2022.
Berdasarkan hasil drawing All England 2022, Indonesia memiliki 15 wakil yang akan turun di turnamen ini.
Baca juga: Mohammad Ahsan Cs Kecewa, Indonesia Dipaksa Mundur dari All England 2021
Di tunggal putra, Indonesia menurunkan Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Shesar Hiren Rhustavito.
Di ganda putra Indonesia menurukan 6 wakil, ada Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Kemudian Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, dan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri.
Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi satu-satunya wakil Indonesia di sektor ganda putri.
Sementara itu, sang juara All England 2020, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menjadi harapan besar Indonesia di sektor ganda campuran.
Pasangan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyan Mentari dan Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso juga akan turun di ganda campuran. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
AKSES DAN BACA BERITA DI GOOGLE NEWS