Berita Pidie Jaya

Melihat Jejak Masjid Bersejarah Tgk Di Pucok Krueng Beuracan, Dibangun Masa Sultan Iskandar Muda

Penulis: Idris Ismail
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga dari pelintas ruas jalan Banda Aceh-Medan melihat secara langsung kondisi masjid bersejarah Tgk Di Pucok Krueng Beuracan, Kecamatan Meureudu Pidie Jaya, Selasa (19/4/2022).

Sejak,  1947 tempo dulu, masjid ini direhab dengan memperindah bangunan tanpa mengubah bentuk semula, hanya menambah dinding bagian belakang (sisi barat).

Kemudian pada tahun 1990 dipugar kembali oleh Muskala Kanwil Depdikbud Provinsi Daerah Istimewa (DI) Aceh dengan penambahan dinding seluruh bagian masjid dan mengganti tiang-tiang serta atap yang rusak akibat dimakan usia.

Pendiri masjid Tgk Di Pucok Krueng, Tgk Abdussalim, merupakan seorang yang ahli dalam bidang pertanian dengan sebutan Poh Roh alias Peugeut Blang (cetak sawah baru).

Di masanya, Tgk Di Pucok Kreung ini mampu merintis sebanyak 25 yok (1 Yok sama dengan 1 hektare) areal persawahan yang dijadikan sebagai aset milik pengelola masjid atau lazim disebut Tanoh Meusara (Waqaf) yang dikelola untuk kemakmuran masjid.

Baca juga: Pemerintah Ethiopia Berjanji Perbaiki Masjid Bersejarah, Rusak Saat Konflik di Tigray

Usaha perluasan areal persawahan terus dirintis bersama masyarakat setempat.

Sehingga membuat Sultan Iskandar Muda sempat tercengang melihat terobosan Tgk Di Pucok Krueng yang membuka lahan baru di Gunung Raweu, yang terletak antara Kecamatan Meureudue, Pidie Jaya dengan  Kecamatan Geumpang Kabupaten Pidie.

Kala itu, Sultan Iskandar Muda penasaran karena seluruh bala tentara yang dipimpin Panglima Malem Dagang dan Tgk Japakeh sudah berkumpul untuk memerangi kerajaan Johor, Malaysia.

Tapi, Tgk Di Pucok Krueng tak berada di tempat.

Sehingga Sultan Iskandar Muda dengan mengendarai Gajah Putih mengirim utusan untuk menjemput Tgk Abdussalam. 

Namun, gajah putih tersebut tak mau bergerak dan memberi isyarat dengan mengangkat belalai sebagai tanda istirahat.

Gajah putih itu istirahat di Gampong Bie, Kecamatan Meurah Dua.

Nama Meurah Dua ini ditambalkan dari dua gajah rombongan Sultan Iskandar Muda yang duduk menanti kepulangan Tgk Di Pucok Krueng.

Demikian juga nama Meureudu diambil dari nama Meurah Du artinya gajah duduk.

Baca juga: Besaran Zakat Fitrah di Aceh Utara Tahun 2022, Beras 2,8 Kg atau Uang Rp 300 Ribu Per Orang

Sementara itu, menurut cerita kalangan Ulee Balang Seulimuem, Aceh Besar, Teuku Bustaman, adik HT Johan mantan wakil Gubernur Aceh yang diceritakan kepada Tgk M Usman.

Bahwa guci di Masjid Bubu (Sekarang masjid Guci Rempong, Kecamatan Peukan Baro, Pidie) yang dibangun Tgk Chik Di Pasi merupakan hadiah dari kerajaan Cina. Pada sisi guci itu terdapat tulisan naga.

Halaman
123

Berita Terkini