Penulis: anung aulia malik
SERAMBINEWS.COM - Konflik antara Rusia dan Ukraina kini hampir tiga bulan berlalu sejak terjadi pada 24 Februari 2022 lalu.
Informasi terbaru, pada Senin (18/4/2022) Ukraina dan Rusia sama-sama mengumumkan konflik telah memasuki babak baru yang akan terjadi di Donbass.
Menurut pemerintah Rusia, Amerika Serikat (AS) berperan membuat konflik semakin lama atau berlarut-larut.
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, tudingan ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.
Shoigu mengatakan, AS serta negara-negara barat lainnya melakukan segala cara agar konflik di Ukraina tak segera usai.
Ia mengatakan cara AS dan negara-negara barat memperpanjang konflik adalah dengan mengirimkan senjata ke Ukraina.
"Jelas-jelas menunjukkan niat mereka untuk memprovokasi rezim Kiev/Kyiv untuk berperang hingga warga terakhir Ukraina bertahan," ujar Shoigu.
Shoigu menjelaskan, saat ini pasukan militer Rusia tengah berusaha untuk membantu kemerdekaan dua daerah di timur Ukraina yakni Donetsk dan Luhansk.
Baca juga: Moskow Usir 15 Diplomat Belanda, Membalas Pengusiran Diplomat Rusia
Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan menyampaikan pemerintah AS siap menyediakan apapun senjata yang diminta oleh Ukraina.
AS mengaku akan terus menyuplai senjata ke Ukraina untuk membantu dalam konflik melawan Rusia.
Sullivan mengatakan, pemerintah AS saat ini mengirim senjata ke Ukraina setiap hari.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, Sullivan sendiri mengaku telah berkomunikasi dengan petinggi pejabat militer Ukraina untuk mendiskusikan senjata apa yang dibutuhkan oleh Kiev/Kyiv.
Sullivan berdalih, senjata yang akan diberikan AS ke Ukraina nantinya akan memperkuat Ukraina di medan perang serta memperkuat posisi Ukraina ketika melakukan negosiasi dengan Rusia.
Sullivan menyampaikan, pemerintah AS saat ini juga tidak lagi membeda-bedakan senjata untuk bertahan dan menyerang untuk diberikan ke Ukraina.