Tradisi Bagi-bagi Uang Saat Lebaran, Ternyata Terpengaruh Budaya China

Editor: Nurul Hayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Uang

"Kalau ditanya sejak kapan, memang tidak bisa diketahui karena dari dulu sejak ada. Ada kemungkinan terpengaruh dari budaya China yang membagikan angpao," kata Sunu.

SERAMBINEWS.COM - Mendapatkan uang dari kerabat adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak ketika silaturahmi Lebaran.

Apakah bagi-bagi uang saat Lebaran adalah kewajiban? Kapan tradisi ini dimulai? Kemudian jika ingin membagi uang, bagaimana cara yang benar?

Dalam membagi uang untuk keponakan, Anda memang harus teliti.

Jangan asal menghambur-hamburkan uang demi euforia atau demi gengsi semata.

Karena hal ini bisa berimbas ke kondisi pundi-pundi Anda.

Jangan sampai niat baik Anda untuk berbagi rezeki justru menjadi bumerang karena pengeluaran yang membengkak.

Lihat lagi anggaran keuangan Anda

Dilansir dari laman Bank Permata, hal pertama yang perlu dilakukan, yakni mengecek kondisi keuangan Anda sebelum berbagi uang Lebaran kepada sanak keluarga.

Tak ada salahnya untuk memastikan apakah Anda sedang memiliki kewajiban yang masih berjalan seperti cicilan utang dan kredit.

Anda juga perlu memastikan soal kondisi keuangan untuk masa depan, misalnya dana darurat, dana pendidikan, dana pensiun, dan tagihan rutin bulanan.

Jika semuanya telah dipastikan aman, Anda dapat mulai menentukan prioritas anggaran uang Lebaran tahun ini.

Jika Anda menjadikannya prioritas utama sebagai bentuk berbagi, Anda bisa menganggarkan 60-70 persen dari penghasilan bulanan.

 Akan tetapi, jika Anda tidak menjadikannya prioritas, menganggarkan 20-30 persen dari penghasilan bulanan pun sudah cukup.

Namun, perlu dicatat bahwa tradisi ini tidaklah bersifat wajib, sehingga tidak perlu memaksakan diri.

Halaman
12

Berita Terkini