Senang rasanya serumah dengan suami.
Sejak saat itu aku mencari tau hal apa yang ia suka dan tidak ia suka.
Melakukan beragam hal yang saat itu ku fikir dapat menyenangkan hatinya.
Dan setiap malam dia selalu meminta ku memijat kakinya hingga subuh. (Serius)
keesokan harinya di tanggal 8 aku mengetahui suatu hal, yakni ternyata suamiku ini OCD, dan bagiku itu bukanlah hal yang aneh Dan tidak masalah untuk ku. Dan aku merasa biasa saja.
Terlihat dari pola hidup dia yang harus serba steril, tidak boleh menyentuh barang sembarangan, dll
Sejak aku tinggal serumah dengannya, ku ketahui dia adalah seorang yang sangat tempramental dan tidak dapat mengatur emosi.
Saat sore hari ditanggal 8, sambil mencabuti uban di kepalanya, ku coba sampaikan agar dia menemui seorang psikolog untuk konsultasi, namun dia menolak.
Seketika itu dia marah, dia bilang nasinya udah gak bisa dimakan.
Aku yang sudah kelelahan, ditambah kurang tidur sejak awal satu rumah dengannya, mendengar dia marah hanya karena nasi yang kena pakaian, maka aku pun ngambek.
Ku diamkan dia.
Dia tidak Terima dengan aku yang mendiamkannya.
Lalu dia membentak ku, dan menyuruh ku untuk segera minta maaf.
Aku pun meminta maaf padanya.
Tidak lama setelah aku minta maaf, dia memesan makanan secara online, dan makan tanpa menghiraukan aku yang saat itu sedang menangis.
Saat dia selesai makan, ternyata air minum habis. Dia telepon adiknya yang berada di rumah untuk membelikan air minum. Namun setelah menunggu hampir 1 jam, air minum dari adiknya ini tidak juga kunjung datang.
Aku putuskanlah untuk ke minimarket membeli air
"Bang aku ke alfamart mau beli air"
Ucapku pada dia.
Namun ternyata dia malah membentak ku, "siapa yang nyuruh kamu ke alfamart, diem kamu disitu"
Aku pun nurut, diem. Tidak jadi beli air
Tapi aku yang saat itu merasa kasihan, karena dia harus minum. Ku putuskan untuk ke alfamart. Dia pun tau
Selesai dari alfamart, dia semakin emosi, nada suaranya semakin meninggi
"Bang tolong lah jangan teriak-teriak, malu bang di denger orang"
"Gua emang gak tau malu, kenapa?!"
Aku yang saat itu kaget, kepala ku pun sudah sangat pusing, di tambah saat itu aku menangis tanpa henti, ku katakan padanya "aku ingin pulang aja"
Dan dia menjawab, "silahkan pulang sana"