Beberapa dari mereka dilaporkan meminum air kencing pemimpinnya dan kulit mati di depan polisi.
Sebelas jenazah yang ditemukan di gubuk tersebut merupakan mantan pasien yang sempat berobat ke Tawee.
Menurut para pengikutnya, mayat-mayat itu sengaja tidak dikubur dengan keyakinan bahwa Tawee akan membawa jiwa mereka ke surga.
Bagian bawah peti mati bahkan dilubangi sehingga para pengikut dapat mengambil cairan dari pembusukan mayat dan menggunakannya sebagai pencuci muka.
Cairan tersebut kembali dipercaya memiliki manfaat bagi kesehatan.
Gubernur provinsi Chaiyaphum Kraisorn Kongchalad "sangat terkejut" dengan kehadiran kelompok itu.
"Ini bukan lagi soal kepercayaan pribadi," katanya, dikutip dari The Voket.
"Kasus ini melibatkan tubuh. Semua institusi harus bekerja sama untuk mengungkap fakta tentang orang-orang yang menganut alisan sesat ini,” katanya.
Ritual menyimpang ini awalnya dibongkar setelah YouTuber Mor Pla melaporkannya ke pihak berwajib.
Pembuat konten yang sering membuat video tentang bid'ah, aktivitas paranormal, dan biksu palsu, menerima informasi dari anak-anak yang orang tuanya adalah pengikut Tawee. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)