Pengikut Aliran Sesat Lapisi Makanan Kemasan dengan Tinja, Kemenkes Thailand Dapati Bakteri Berbahaya
SERAMBINEWS.COM, BANGKOK – Pengikut aliran sesat di Thailand yang telah mengejutkan masyarakat dunia karena rela memakan kotoran pemimpinya karena alasan kesehatan, berbuntut panjang.
Tak hanya pengikutnya saja, masyarakat Thailand diduga telah mengkonsumsi kotoran pemimpin aliran sesat tersebut tanpa disadari.
Hal ini diketahui setelah Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mengungkap puluhan produk makanan kemanasan hasil olahan para pengikut aliran sesat tersebut.
Kemenkes Thailand menemukan sejumlah bakteri dan jamur yang telah terkontaminasi dalam makanan kemasan tersebut.
Dikutip dari Vice.com, Sabtu (28/5/2022), Kemenkes Thailand mengungkapkan sejumlah sampel makanan dikonfirmasi mengandung jumlah jamur yang berbahaya dan tanda-tanda kontaminasi tinja.
Baca juga: Pengikut Aliran Sesat Ini Makan Kotoran Pemimpinnya Selama 4 Tahun, Percaya Sebagai Obat Mujarab
Sebagaimana diketahui, para pengikut aliran sesasat telah menjalankan bisnis yang menjual makanan kemasan ke toko-toko di Thailand.
Kepolisian mengungkap fakta mengejutkan dimana sebagian besar makanan sehari-hari seperti keripik ikan,keripik sayuran, atau cumi kering juga dilapisi kotoran.
Kabar ini membuat beberapa orang Thailand terperanjat usai mengetahui bahwa mereka telah memakan makanan kemasan ini.
“Keripik ikan, kacang hijau goreng, dan cumi kering ditemukan mengandung jamur dalam jumlah yang berbahaya,”kata Kemenkes Thailand dalam siaran pers-nya.
Sementara 28 sampel lainnya, termasuk sambal terasi, ikan fermentasi, dan teh herbal masih diuji kandungannya.
Sampel air yang diperoleh dari tempat itu juga ditemukan mengandung bakteri seperti E coli dan coliform, yang merupakan indikasi kontaminasi tinja menurut pejabat kesehatan.
Baca juga: Diduga Sebar Ajaran Sesat dan Nikah 25 Kali, Begini Kabar Terbaru Eyang Subur
Bakteri, biasanya ditemukan pada kotoran hewan atau manusia, yang dapat menyebabkan penyakit gastrointestinal, keracunan makanan, dan diare.
Sebelumnya, Kepolisian Thailand menggerebek sebuah gubuk kayu pada 9 Mei 2022 lalu.
Gubuk yang berada di hutan provinsi Chaiyaphum telah digunakan menjadi tempat ibadah pemujaan aliran sesat selama empat tahun.
Saat dilakukan penggerebekan, polisi menemukan 11 peti mati berisi mayat yang sudah membusuk, termasuk satu mayat bayi.
Di sekeliling area gubuk juga dipenuhi dengan belatung.
Baca juga: Ajak 16 Pria dan Wanita Ritual Mandi Telanjang Bersama, Inilah Sosok Pemimpin Aliran Sesat Hakekok
Dikatakan bahwa sebanyak 30 orang telah menjadi pengikut setia Tawee Nanlan, seorang pemimpin aliran sesat yang berusia 70-an.
Tawee Nanlan dipandang oleh pengikutnya sebagai “Bapak Segala Agama”.
Mereka percaya bahwa segala macam kotoran yang keluar dari tubuh seorang pemimpin, seperti kencing, air liur, kulit mati, dan kotoran BAB adalah obat mujarab.
Penggerebekan itu dilakukan setelah mendapat laporan dari Khun Jenjira (53), bahwa ibunya yang berusia 80 tahun tinggal di lokasi itu dan dilarang kembali ke keluarganya.
"Saya pergi mengunjungi ibu saya dan saya melihat bagaimana perempuan dipaksa untuk mengikuti aturan berpakaian dengan mengenakan sarung selutut dan laki-laki harus mengenakan celana formal," kata Jenjira, dikutip dari Metro.uk.
Semua orang harus melepas sepatu mereka sebelum memasuki lokasi.
Tapi yang lebih mengejutkan adalah Jenjira melihat ibunya menggosokkan dahak pemimpin di wajahnya.
Tawee ditangkap dalam penggerebekan tersebut, dengan tuduhan menggunakan tanah negara tanpa izin, menyelundupkan jenazah, dan melanggar protokol Covid-19.
Para pejabat juga menemukan lima peti mati di luar gubuk tersebut.
Pengikut Tawee mengatakan mayat-mayat itu dibawa ke sana untuk ritual untuk membawa mereka ke surga dan disuntik dengan bahan kimia yang kuat untuk menghentikan mereka membusuk.
Baca juga: Ritual Mandi Bersama Pria, Wanita dan Anak-anak Aliran Hakekok Diklaim Bersihkan Dosa, MPU: Sesat
Tawee bersikeras bahwa para pengikutnya memakan kotorannya atas kemauan mereka sendiri.
Dia mengatakan dirinya tidak pernah memaksa mereka untuk melakukannya. Pernyataan Tawee mungkin benar.
Menurut pernyataan polisi, pihak berwenang menghadapi tentangan keras dari pengikutnya selama penggerebekan.
Beberapa dari mereka dilaporkan meminum air kencing pemimpinnya dan kulit mati di depan polisi.
Sebelas jenazah yang ditemukan di gubuk tersebut merupakan mantan pasien yang sempat berobat ke Tawee.
Menurut para pengikutnya, mayat-mayat itu sengaja tidak dikubur dengan keyakinan bahwa Tawee akan membawa jiwa mereka ke surga.
Bagian bawah peti mati bahkan dilubangi sehingga para pengikut dapat mengambil cairan dari pembusukan mayat dan menggunakannya sebagai pencuci muka.
Cairan tersebut kembali dipercaya memiliki manfaat bagi kesehatan.
Gubernur provinsi Chaiyaphum Kraisorn Kongchalad "sangat terkejut" dengan kehadiran kelompok itu.
"Ini bukan lagi soal kepercayaan pribadi," katanya, dikutip dari The Voket.
"Kasus ini melibatkan tubuh. Semua institusi harus bekerja sama untuk mengungkap fakta tentang orang-orang yang menganut alisan sesat ini,” katanya.
Ritual menyimpang ini awalnya dibongkar setelah YouTuber Mor Pla melaporkannya ke pihak berwajib.
Pembuat konten yang sering membuat video tentang bid'ah, aktivitas paranormal, dan biksu palsu, menerima informasi dari anak-anak yang orang tuanya adalah pengikut Tawee. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)