“Setelah itu, KJRI Penang melakukan proses penerbitan dokumen perjalanan pengganti paspor untuk yang bersangkutan,” kata Bambang.
Selanjutnya KJRI Penang berkoordinasi dengan Kantor imigrasi Malaysia di Penang untuk mempersiapkan administrasi pemulangan Yusuf ke Tanah Air dalam waktu dekat.
Bambang mengatakan, peristiwa ini berawal dari sebuah kapal dagang berbendera Indonesia, KM Frikenra yang berangkat dari Pelabuhan Langsa, Aceh, menuju Pelabuhan Kantang, Thailand.
Kapal dengan 5 awak warga negara Indonesia tersebut dijadwalkan tiba di Kantang pada Sabtu (28/5/2022).
Namun hingga Sabtu (28/5/2022), KM Frikenra tidak sampai di Kantang dan keberadaannya tidak diketahui.
Pemilik kapal kemudian melaporkan hal ini kepada Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Banda Aceh.
KPP Banda Aceh mengerahkan kapal SAR untuk melacak keberadaan KM Frikenra.
Baca juga: Stroke di Laut, Basarnas Banda Aceh Evakuasi ABK WN Filipina di Selat Benggala Jelang Dini Hari
Bambang mengatakan, KJRI di Penang yang menerima informasi tersebut, melalui LO TNI AL menyampaikan kepada APMM untuk dapat membantu upaya pencarian dan penyelamatan KM Frikenra dan ke-5 awak kapal tersebut.
Penjelasan dari Komander Maritim Faizal bin Ahmad, Wakil Komandan APMM Negeri Kedah dan Perlis, berdasarkan kontak Automatic Identification System (AIS) terakhir, KM Frikenra termonitor oleh SWASLA (Sistem Pengawas Maritim Laut) Malaysia di sekitar Perairan Pulau Perak, Langkawi Malaysia.
Hingga Senin (30/5/2022), tiga awak KM Frikenra, yakni Muhammad Ichsan, Khairuddin dan Junaidi berhasil ditemukan.
Mereka, kata Bambang, diselamatkan oleh kapal nelayan Malaysia di kawasan perairan Batu Putih, Langkawi.
“Ketiga awak kemudian diserahkan kepada kapal nelayan yang berasal dari Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, untuk dipulangkan ke Indonesia,” katanya.
Ketiga awak tersebut, lanjut Bambang, tiba dengan selamat di Pangkalan Brandan dan telah dipulangkan ke Langsa pada hari itu juga.
“Menurut kesaksian ketiga awak yang selamat, KM Frikenra tenggelam dikarenakan diterjang ombak besar dan angin kencang,” imbuhnya.
Baca juga: Diduga Terpeleset dalam Kamar Mesin, ABK KM Bintang Meutuah Meninggal Dunia Saat Melaut
Operasi pencarian terus dilakukan bersama aset laut KPP Banda Aceh dan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia serta Tentara Laut Diraja Malaysia, karena masih ada rekan mereka yang terombang-ambing.