Rendang Jadi Menu Makanan Jamaah Haji, Pagi-pagi Wajib Dikirim ke Hotel

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RATUSAN ribu jamaah haji melaksanakan shalat Ashar, saat seratusan jamaah yang mengalami cacat tubuh mengelilingi Kakbah melalui jembatan yang dibangun khusus untuk para penyandang cacat di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Selasa (8/10). AFP/FAYEZ NURELDINE

Efendi pun sempat menceritakan mengenai pekerjaannya. Awalnya Efendi seorang TKI. Ia bersyukur makanan racikannya bisa dinikmati oleh para tamu Allah.
Efendi, begitu karib disapa, bekerja di perusahaan atau Dapur Al Ahmadi Catering Madinah, yang sudah berdiri sejak tahun 2000. "Awalnya saya asisten chef, alhamdulillah sekarang chef," ujarnya.

Efendi pernah melaksanakan tugas yang sama pada 2017. Saat itu, dia juga menjadi juru masak bagi jemaah haji Indonesia.

"Berkahnya saat itu, saya sekaligus bisa melaksanakan haji. Karena masak makanan saat jemaah haji berada di Arafah dan Mina," jelasnya.

Oerusahaan Al Ahmadi Catering itu mempekerjakan enam orang WNI. Total ada 60 orang dari beberapa negara. Ada dari NTB, dua orang asal Madura.

"Yang paling lama kerja di Madinah, ada yang sudah 10 tahun. Kalau saya baru 5 tahun," katanya.
Sementara itu, Perusahaan Al Ahmadi Catering, milik dari beberapa orang pengusaha katering. Di antara pemiliknya adalah, Abu Bakar Al Ahmadi, Ubaidillah dan Yaser.

Menurut Abu Bakar, Kebutuhan karyawan di perusahaan atau dapur miliknya tergantung pada pesanan atau jumlah jemaah haji atau umrah yang pesan. Jika banyak, otomatis menambah karyawan.

"Karyawan tergantung banyak pesanan atau melayani jemaah. Kondisional," katanya.
Makanan jemaah haji yang ditangani oleh Al Ahmadi Catering, adalah makan pagi dan siang.

"Makan pagi dengan siang saja. Pagi jam 6 pagi. Siang jam 12.00. sebelum jam itu sudah harus ada di hotel. Sudah harus didistribusikan ke hotel," terangnya.

Kekuatan makanan hanya mampu 4 sampai 6 jam saja. Mayoritas bumbu dan citarasanya harus khas makanan Indonesia. Rempah-rempah banyak dari Indonesia.

"Tahun ini ketentuan dari Indonesia sangat bagus sekali. Sudah terinci menunya harus seperti ap. Bagus Indonesia," kata pria yang kini tinggal di Singapura.

Abu Bakar menambahkan, pihaknya juga tidak mau ambil pesanan katering banyak untuk jemaah haji Indonesia. Biar bisa berbagi dengan katering lainnya.

"Saya disini betul-betul jaga kualitas. Makanannya bisa dinikmati sendiri. Tahun ini saya hanya menangani 13 ribu jemaah. Dari tanggal 6 sampai 28 Juni. Kita harus berbagi biar berkah," kata pria kelahiran Malaysia itu.(Tribun Network/kps/wly)

Berita Terkini