SERAMBINEWS.COM - Mahasiswa Kelas Komunikasi Politik Program Studi Magister Komunikasi Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry, Jumat (10/6/2022) diskusi keilmuan membahas mengenai buzzer dan propaganda di media sosial.
Kegiatan sebagai bentuk kepedulian akademisi mengenai fenomena di masyarakat ini turut dihadiri oleh oleh Dosen Pengasuh Dr Phil Saiful Akmal, MA yang juga Ketua Prodi hadir di Darussalam dalam Kelas Outdoor MK tersebut.
Turut berhadir Sekretaris Prodi T Zulyadi MKes Sos, PhD tersebut membahas dinamika buzzer di media sosial dalam konteks pendekatan dramaturgi dan studi propaganda.
Dalam presentasi, sdr Arif Fadhilah yang juga seorang konsultan pendidikan membahas dinamika perubahan makna buzzer dan influencer dikalangan generasi alpha dalam perkembangan komunikasi politik melalui media sosial, khususnya menjelang perhelatan pesta demokrasi di level daerah maupun nasional.
Baca juga: Belajar Manajemen Jurnalistik Cetak dan Online, Mahasiswa KPI UIN Ar-Raniry Kunjungi Kantor Serambi
Sementara itu sdr Roiyani yang juga merupakan praktisi sosial media memaparkan tentang kaitan propaganda media sosial menjelang Pilkada dan Pilpres oleh aktor politik melalui pendekatan klasik dramaturgi.
Para peserta diskusi sekaligus mahasiswa dalam MK Komunikasi Politik ini juga dihadiri oleh praktisi humas universitas dan dinas perhubungan, penyuluh kementrian agama propinsi, komisioner KKR, aktivis timses partai politik dan juga pimpinan perusahaan media lokal.
Sementara itu Ketua Prodi sekaligus pengampu MK Komunikasi Politik Dr phil Saiful Akmal, MA mengharapkan agar diskusi ringan di warung kopi ini menjadi wujud kontribusi kampus dalam hal kebebasan mimbar akademik yang dibalut dalam suasana kasual dan semi formal dalam bingkai akademik.
Baca juga: Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh Raih Gelar Profesor Bidang Ilmu Pendidikan Islam di UIN Ar-Raniry
Harapannya inisiatif semacam ini akan semakin membuka wawasan dan bisa menjadi ajang bagi terbukanya diskusi publik yang lebih luas dalam kaitannya dengan dinamika komunikasi politik bagi para pelakunya ke depan.
"Bisa jadi kegiatan semacam ini diagendakan rutin sebagai alternatif lain dari Kuliah Umum, Stadium General, atau Seminar bernuansa formal yang sudah menjadi arus utama belakangan ini," katanya pada Serambi.
"Kedepan, kegiatan seperti ini juga memungkinkan dihadiri oleh mereka yang tertarik secara tematik dengan perkembangan studi dan praktik Komunikasi Politik, termasuk memberikan urun saran dan perspektif baru dan berbeda dari yang pernah ada, mengingat begitu cepatnya dinamika studi komunikasi politik di tengah inovasi teknologi dan perubahan sosial kemasyarakatan," tutupnya. (*)