Cerita Unik

Warga Sekitar Sungai Kesang Hidup Berdampingan dengan Buaya, Dipercaya Ada Perjanjian di Masa Lalu

Editor: Taufik Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Papan peringatan masuk ke kawasan buaya.

"Begitu dia mendengar suara mesin, mereka akan menghilang dan pergi ke tempat lain, konseskuensinya hanya mereka akan muncul saat mesin dimatikan," tambahnya.

"Namun, mereka juga tidak akan menyerang kami, bahkan tidak mendekat," terangnya.

Sayangnya fenomena itu terjadi empat tahun lalu, fenomena ini mulai berubah.

Akhir-akhir ini buaya tampaknya telah mengubah sikap, karena habitat mereka mulai terusik dengan Hulu Sungai Kesang yang dihancurkan, karena proyek irigasi.

Dulu mereka sering terlihat dan menampakkan diri, dan bahkan puluhan telur buaya sering ditemukan.

Namun, kini mereka sudah jarang terlihat, Rosman menyampaikan kekhawatirannya kepada nelayan ketika reptil sekarang sering menampakkan diri di dermaga.

Hal itu tentu berbahaya karena, nelayan terkadang mencuci perahu mereka di dermaga pada malam hari.

Untuk memastikan keselamatan para nelayan, Departemen Satwa dan Taman Nasional memasang tanda peringatan kepada publik dan juga pengunjung.

Meski demikian, hingga saat ini belum ada penduduk sekitar yang menjadi korban buaya.

"Keuninakan dari fenomena ini sebenarnya dapat mendorong nelayan untuk meningkatkan pendapatan jika menyediakan layanan pengankut perahu," Abdul Alim Shukor, petugas setempat.

"Hewan-hewan ini tidak akan menyerang jika cukup makan, dan mungkin buaya tidak akan pernah mengganggu manusia," tambahnya.

Namun, dia menyarankan pengunjung sungai untuk tetap menjaga kebersihan dan tidak mengganggu buaya.(*) 

Artikel ini sebelumnya tayang di Grid.id dengan judul: Dikenal Ganas dan Suka Menyerang Manusia, Warga Desa ini Justru Hidup Berdampingan dengan Buaya, Dipercaya Ada Perjanjian di Masa Lalu

Baca juga: Guru SD Syok Saat Melihat Hasil Gambar Siswinya, Segera Lapor Polisi, Pria 45 Tahun Jadi Tersangka

Berita Terkini