KUALASIMPANG - Selama dua tahun terakhir, populasi buaya di perairan Seruway, Aceh Tamiang dilaporkan meningkat drastis.
Pemerintah setempat berharap ada penanganan serius tanpa harus membunuh hewan dilindungi itu.
Membengkaknya populasi hewan predator ini disampaikan Camat Seruway, Hans Martha Kesuma berdasarkan laporan warga dan amatannya langsung.
Hans Martha bahkan sudah melaporkan kondisi ini kepada Kepala BKSDA Aceh, Agus Ariyanto ketika berkunjung ke Aceh Tamiang, Sabtu (11/6/2022) kemarin.
“Sudah, memang dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan buaya di wilayah kami sangat drastis,” kata Hans kepada Serambi, Senin (13/6/2022).
Hans menambahkan ukuran buaya di perairan Seruway juga tidak bisa dianggap enteng karena dia meyakini ada yang berbobot di atas satu ton.
“Kalau ada lihat buaya satu ton di Hutan Kota Langsa, itu dari Seruway.
Nah, sekarang ini ada yang lebih besar dari itu,” ungkapnya.
Baca juga: Warga Sekitar Sungai Kesang Hidup Berdampingan dengan Buaya, Dipercaya Ada Perjanjian di Masa Lalu
Baca juga: Nasib Pilu Ilham, Satu Lengannya Putus Diterkam Buaya di Kebun Binatang Sinka Zoo Singkawang
Hans Martha Kesuma berharap BKSDA Aceh memiliki solusi untuk mengatasi persoalan ini.
Dia memahami kalau buaya merupakan hewan yang dilindungi, namun di sisi lain hewan ini mengancam keselamatan penduduk.
“Kita cari sisi positifnya, pasti ada penanganan yang baik, misalnya dibuat penangkaran agar menjadi edukasi masyarakat kita,” ungkapnya.
Kepala BKSDA Aceh, Agus Ariyanto ketika menghadiri Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Seruway, Aceh Tamiang, Sabtu (11/6/2022) setuju bila penanganan buaya dilakukan tanpa harus mengganggu pertumbuhan hewan buas itu.
Namun, sebelum hal ini dilkaukan, pihaknya akan meriset keberadaan buaya di Seruway.
“Alurnya pembuatan tempat penangkaran buaya liar,” kata dia.
Tingginya populasi buaya di Seruway, Aceh Tamiang dikhawatirkan juga mengganggu perkembangbiakan hewan lindung lainnya.