SERAMBINEWS.COM - Polisi berhasil mengungkap penyebab kematian seorang ibu yang tewas dalam kondisi sujud.
Diketahui, SE meninggal dalam keadaan sujud dengan posisi kepala masuk ke dalam ember, Selasa (28/6/2022).
Makam seorang wanita berinisial SE (53) di Kelurahan Sragen Wetan, Kecamatan/Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, dibongkar, Minggu (3/6/2022).
Hal itu lantaran pihak keluarga merasa ada yang janggal dengan kematian SE, meskipun korban meninggal dunia dalam keadaan sujud.
Pembongkaran makam itu dilakukan di Tempat Pe makaman Sarekat Islam (SI), di Sragen Wetan, Kabupaten Sragen.
Misteri kematian ibu yang tewas dalam keadaan bersujud akhirnya terkuak.
Ternyata, ibu berinisial SE (53) meninggal dalam keadaan tragis.
Kematian sang ibunda, SE ini terkuak setelah keluarga curiga dan meminta makam dibongkar.
Wanita berusia 53 tahun warga Kampung Widoro, Kelurahan Sragen Wetan, Kabupaten Sragen itu ternyata dihabisi anak kandungnya sendiri, DP (32).
Pelaki kini telah dijebloskan ke tahanan Mapolres Sragen untuk proses hukum lebih lanjut.
Polisi menyita dua alat bukti, yakni sebuah ember dan gayung air.
Baca juga: Juru Parkir Tewas Dibunuh Temannya di Tambora, Empat Pelaku Ditangkap dan 4 Lainnya Masih Buron
Kronologi Pembunuhan
Kapolres Sragen AKBP Pitter Yanottama menjelaskan, kasus ini berawal ketika pelaku terus menerus dinasihati korban.
Pelaku diminta ikut mengais rezeki ke ibu kota agar ekonomi keluarga membaik.
Setelah itu, pelaku keluar rumah bertemu beberapa temannya.
Saat pertemuan itu, pelaku menenggak minuman keras (miras) hingga mabuk.
Ketika sampai di rumah, dia kembali dinasehati oleh ibu kandungnya.
Karena terus dinasehati, pelaku yang merupakan anak tunggal jengkel dan emosi.
Seketika ia memukul kepala ibunya.
Dia juga memukul bagian dada dan lengan kanan hingga membuat sang ibu jatuh tersungkur ke lantai.
Pelaku juga membenturkan kepala korban ke lantai sebanyak tiga kali hingga pingsan.
Saat itu, pelaku masih melihat tangan ibunya bergerak.
Pelaku lantas makin membabi buta siksa ibunya hingga mengalami pendarahan di otak dan tewas di tempat.
"Dengan mengayunkan tangan kiri, memukul kepala kemudian memukul dada, memukul lengan kanan sampai ibunya jatuh," kata Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama, Rabu (6/7/2022), dikutip TribunnewsBogor.com dari TribunSolo.
Panik, pelaku pun mengecoh agar aksi sadisnya tidak diketahui orang lain atau keluarga.
Sang ibu dibuat seakan meninggal terpeleset di sumur.
Tersangka memasukkan kepala ibunya ke dalam ember sumur yang ada airnya hingga tak bisa bernapas.
"Sehingga yang bersangkutan menyiapkan ember, mengisi ember dengan air menggunakan gayung berwarna kuning. Baru diangkat tubuh korban dan kepalanya dimasukkan ke dalam ember," papar Piter.
Posisi kepala korban pun dibuat seolah korban seperti sedang bersujud.
“Kematian korban awalnya dianggap terpeleset di sumur, sehingga langsung dimakamkan pihak keluarga besarnya,” kata Pitter Yanottama, Rabu (6/7/2022).
Baca juga: Pesta Minuman Keras Oplosan di Geumpang, Satu Tewas dan Dua Dilarikan ke RSUD Sigli
Kecurigaan Keluarga hingga Bongkar Makam
Namun saat keluarga besar tengah kumpul, mereka curiga dan merasa ada yang janggal dengan kematian korban.
Kemudian pihak keluarga meminta dilakukan autopsi dengan membongkar makam korban.
Saat dilakukan autopsi oleh Dokkes Polda Jateng, selain adanya pendarahan di otak, ditemukan kekerasan fisik di sekujur tubuh korban.
Ilustrasi pembongkaran makam ibunda yangvtewas dlaam keadaan sujud ungkap kekejian anak (Tribunnews/ilustrasi)
Dengan temuan itu, polisi meminta keterangan sejumlah saksi dan mencari alat bukti.
Saat meminta keterangan saksi, mereka mendengar adanya suara cekcok di rumah yang hanya dihuni ibu dan anak tersebut.
Pengakuan Pelaku
Hasil investigasi, akhirnya tersangka mengakui perbuatannya dengan motif jengkel dan emosi dengan ibunya karena selalu dinasehati setiap berada di rumah.
Menurut pengakuan pelaku, sang ibu selalu menyuruhnya untuk mencari pekerjaan.
Keduanya diketahui hidup dalam keadaan ekonomi yang pas-pasan.
"Pelaku dan korban diketahui sehari-hari memang tinggal bersama, sebagai ibu dan anak tunggal."
"Karena kesulitan ekonomi, korban sebagai seorang ibu kerap memberikan nasihat anaknya mencari kerja yang layak," ungkap Piter.
Pengakuan pelaku, anak yang habisi nyawa ibu dan membuat korban seolah tewas dalam keadaan sujud (net)
Korban juga memberi saran agar pelaku pergi ke Jakarta, menyusul kakak keponakannya.
"Bahasanya, apa tidak ingin memperbaiki rumah supaya kita bisa hidup dengan layak," sambungnya.
Masih dari Tribun Solo, DP mengakui semua perbuatan kejinya kepada aparat kepolisian.
"Saya (jengkel) karena dengan kata-kata (ibu saya) yang sebenarnya menasehati, tapi ya karena perbuatan kelewatan saya," kata DP, Rabu.
Saat penganiayaan terjadi, korban sempat melawan dengan menangkis pukulan pelaku.
Namun, karena kalah tenaga, perlawanan itu tak berhasil.
"Ada sekali (melawan), waktu saya pukul sekali, namun aku pukul tangannya ngewalan dan kalah tenaga sama saya, lemas kemudian pingsan," ungkapnya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 338 KUHP junto Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. (*)
Baca juga: PN Lhokseumawe dan PN Sigli Terima Penghargaan EIS dari Mahkamah Agung
Baca juga: Besok Jangan Lupa Puasa Arafah, Berikut Niat Puasa Arafah dan Keutamaan Puasa Jelang Idul Adha Ini
Baca juga: PLN UIW Aceh Siaga dan Pastikan Keandalan Listrik Jelang Idul Adha 1443 H
Tribunnews.com: Bosan Terus Dinasihati, Anak Tega Habisi Ibunya, Korban Dibikin Seolah Tewas dalam Keadaan Sujud