Untuk itu saya mengajak para pemuda, mantan aktivis, santri agar bergabung dengan Partai Aceh," ajaknya.
Sementara Tarmizi SP mengaku terkejut mendapat amanah dari Ketua Umum Muzakir Manaf (Mualem).
Selaku kader, tentu Tarmizi harus siap menjalankan perintah.
"Karena perintah atau peunutoh, saya sami'na watsa'na," ucapnya.
Pria kelahiran Aceh Barat 24 Februari 1985 ini mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada pimpinan partai yaitu Mualem dan Abu Razak atas kepercayaan yang diberikan.
Ia yakin, pimpinan partai punya pertimbangan yang kuat dalam memilih dirinya dan juga berdasarkan hasil evaluasi secara menyeluruh yang dilakukan oleh partai melalui Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Partai Aceh.
"Saya juga berterima kasih kepada teman-teman di Fraksi Partai Aceh yang mayoritas adalah senior.
Saya sangat terkejut dengan amanah yang diberikan oleh pimpinan, karena saya tidak pernah membayangkan sebelumnya," ungkapnya.
Dewan Pendiri Ikatan Alumni MAN 1 (Ikamsa) Meulaboh ini mengaku, sebagai kader tentu dirinya harus siap menjalankan perintah partai.
Ia menyatakan banyak tugas besar dan tantangan berat yang akan dihadapinya disisa masa jabatan hingga Februari 2024.
"Saya juga yakin senior-senior saya akan membantu sehingga nantinya Fraksi Partai Aceh akan lebih baik," ucap pria yang pernah bekerja di PBB (UN-WFP) dan beberapa NGO (ACF Francis dan CRS Amerika) ini.
Dalam kesempatan itu, Ketua Komisariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK) ini juga menjelaskan bahwa posisi ketua fraksi merupakan perpanjangan tangan partai di DPRA.
Ketua fraksi harus mampu menjalankan arahan arahan partai dan juga harus mengawal kerja Ketua DPRA agar berjalan on the right track, karena ketua DPRA adalah anggota Fraksi PA.
"Fraksi Partai Aceh insya Allah juga akan fokus pada konsolidasi dengan seluruh Fraksi Partai Aceh Ban Sigom Aceh.
Nantinya akan membahas banyak hal, salah satunya tentang persiapan menghadapi Pemilu 2024," ujarnya.