Laporan Herianto I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pemerintah telah menyalurkan dana bantuan langsung tunai (BLT) dari sumber dana desa sejak Januari-Juli 2022 di Aceh mencapai Rp 937,439 miliar.
“Bila ditambah dengan penyaluran dana desa sejak Januari – Juli 2022 Rp 1,867 trilliun, jumlah dana desa bersama BLT dana desa yang telah tersalur di Aceh sampai Juli 2022 ini, nilainya sudah mencapai Rp 2,8 trilliun,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong Aceh, Dr Zulkifli kepada Serambinews.com, Selasa (19/7) di Banda Aceh.
Zulkifli menjelaskan, dana desa memiliki peran yang sangat besar bagi penurunan angka kemiskinan di pedesaan, dengan adanya penyaluran BLT dana desa, penduduk miskin yang ada di pedesaan, sudah bisa memenuhi kebutuhan pokok minimal keluarganya.
• DPMG Sebut BLT Dana Desa yang Sudah Disalurkan Capai Rp 799, 291 Miliar
Artinya, kata Zulkifli, dengan adanya bantuan BLT dana desa Rp 300.000/KK/bulan, keluarga miskin sudah bisa memenuhi kebutuhan pokok minimal keluarganya. Penerima BLT dana desa, mereka juga Sebagian besar menerima dana PKH. Alasannya, data dasar penerima BLT dana desa, sebut Kadis PMG Aceh itu, antara lain diambil dari daftar penerima PKH.
Total dana desa bersama BLT dana desa yang tersalur di Aceh sampai bulan Juli 2022 ini, sudah mencapai sebesar 60,1 persen, dari pagu dana desa yang dialokasikan untuk Aceh tahun ini senilai Rp 4,699 trilliun.
Kendati secara umum, persentase penyaluran dana desa dan BLT dana desa sudah cukup bagus, namun kata Kadis PMG Aceh, untuk penyaluran dana desa tahap III di Aceh, realisasinya masih sangat rendah, baru 363 gampong dari 6.497 gampong yang sudah mencairkan dana desa tahap III nya, sementara yang belum mencairkan dana desa tahap III masih ada 6.093 gampong lagi.
• Pangdam IM Serahkan BLT Migor untuk Masyarakat di Bener Meriah
Untuk pencairan dana desa tahap III, sebut Zulkifli, belum satu daerahnya yang mendapat rapor warna hijau, lebih banyak warna merah dan kuning.
Ada 14 Kabupaten/Kota, sebut Zulkifli, sampai 19 Juli 2022, satu gampong pun, belum mencairkan dana desa tahap III nya. Yaitu Kota Banda Aceh, Lhokseumawe, Subulusslam, Langsa, Kabupaten Aceh Selatan, Bireuen, Aceh Timur, Aceh Jaya, Abdya, Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Utara dan Simeulue.
Sembilan daerah lain, sebut Zulkifli, yang mencairkan dana desa tahap III sebesar 20 persen lagi, tapi jumlahnya masih sedikit. Misalnya Pidie Jaya, dari 222 Gampong, yang telah mencairkan dana desa tahap III nya baru 154 gampong, Kota Sabang baru 1 gampong yang mencairkan dari 18 gampong. Selanjutnya Gayo Lues baru 5 gampong yang mencairkan dari 136 gampong.
Kemudian Aceh Tenggara baru 140 gampong dari 385 gampong, Aceh Tamiang baru 1 gampong dari 213 gampong. Aceh Besar baru 44 Gampong dari 604 gampong, Bener Meriah baru 14 gampong dari 232 gampong, Aceh Tengah baru 14 gampong dari 295 gampong, Pidie baru 3 gampong dari 730 gampong.
Untuk daerah-daerah yang jumlah gampongnya masih sedikit mencairkan dana desanya, pinta Kadis PMG Aceh, Zulkifli, diminta pelaksanaan kegiatan pembangunan desa dan pertanggungjawaban keuangan serta pembuatan pelaporan pencairan dan kegitan dana desa tahap I dan II nya dipercepat, kemudian dilaporkan ke pusat, supaya pencairan dana desa tahap III nya bisa di proses di KPPN.
Pencairan dana desa tahap III ini, kata Zulkifli, berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan dana desa tahap I dan II. Oleh karena itu, perangkat desa maupun Kepala Desa/Keuchiek Gampong, bersama Tuha Puet dan pendamping dana desa di gampong.
"Mari sama-sama saling membantu percepatan pembuatan laporan kegiatan dana desa tahap I dan II, agar sisa dana desa tahap III sebesar 20 persen lagi di KPPN bisa ditarik dan dimanfaatan untuk penyelesaian kegiatan pembangunan desa tahun 2022 ini," ujar Zulkifli.
Seruan ini disampaikan kepada Kepala Gampong, Kadis PMG Kabupaten/Kota, kata Zulkifli, agar sisa dana desa Aceh sekitar Rp 1,8 trilliun lagi itu, bisa diserap sebelum akhir Desember 2022. Semakin cepat dana desa tersebut di serap, semakin bagus. Tapi penyerapan dana desa dan BLT dana desa yang baik itu, bukan hanya cepat di serap saja, tapi tepat dalam penggunaan, tidak ada kebocoran, serta hasil pekerjaannya berkaulitas bagus, sehingga pemanfatan bangunannya bisa lebih lama untuk kesejahteraan masyarakat gampong.