Posisi Turkiye dan Iran terkait Ukraina
Ini adalah perjalanan luar negeri yang langka bagi Putin, yang pada Februari meluncurkan “operasi khusus” dengan tujuan untuk mendemiliterisasi negara tetangga Ukraina dan menggagalkan ambisi NATO di Kyiv.
Erdogan telah menempatkan diri sebagai penyeimbangan yang rumit selama perang Rusia-Ukraina. Turkiye menyuarakan dukungan untuk Ukraina, tapi menentang ruang lingkup sanksi Barat terhadap Rusia.
Ankara sudah mencoba untuk menengahi antara Moskwa dan Kyiv dengan tujuan mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Tetapi pada saat yang sama, ia menjual drone tempur Bayraktarnya ke Ukraina, yang telah digunakan dalam perang, dan membuat marah Rusia. Turkiye juga menentang pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014.
Ankara, bagaimanapun, dalam beberapa tahun terakhir menjalin hubungan dekat dengan Rusia dalam hal energi, pertahanan, dan perdagangan, sementara juga mengandalkan turis Rusia.
Sementara itu, Iran telah menolak untuk mengecam Rusia karena menginvasi Ukraina dan menyalahkan ekspansi NATO sebagai akar konflik.
Teheran sementara itu menentang perang dan menyerukan dialog untuk menghentikan pertempuran dan menyampaikan pesan antara Ukraina dan Rusia beberapa kali.
Baca juga: Ratusan Pepohonan dan Tiang Listrik Ancam KKOP di Bandar Udara Alas Leuser
Baca juga: Usai Kecelakaan Maut, Ini Alasan Muncul Petisi Copot Lampu Merah di Perempatan CBD Cibubur-Cileungsi
Baca juga: Manchester United Menang Beruntun di Laga Pramusim, Erik Ten Hag Justru Sorot Kekurangan Tim
Kompas.com: Putin Tiba di Iran dalam Kunjungan Langka ke Luar Negeri Pasca Invasi ke Ukraina, Ini Agendanya