Dari kelima bangunan tersebut, saat ini dua di antaranya berstatus milkun lil sukna (hak milik untuk ditempati), dua berstatus milkun mustastmir (hak milik investor), dan satu berstatus milkun muajjir (hak milik dalam masa disewakan kepada pihak kedua).
Dua bangunan yang berstatus milkun lil sukna pertama berlokasi di wilayah Aziziyah Syimaliyah (Aziziyah Utara), di tempat ini terdapat bangunan apartemen empat lantai.
Lantai satunya digunakan sebagai Kantor Wakaf Baitul Asyi Habib Bugha, sedangkan tiga lantai lainya disewakan kepada keturunan Aceh yang bermukim di Arab Saudi.
Saya sendiri saat berhaji dari Mesir di tahun 2008 sempat bertempat tinggal di bangunan ini.
Kedua, Apartemen Muhammadiyah ('Imarah Al-Muhammadiyah) yang terletak di wilayah Ghassalah Jabal Nur.
Apartemen lima lantai ini juga disewakan kepada keturunan Aceh yang bermukim di Mekkah.
Sedangkan dua bangunan yang berstatus milkun mustastmir(hak milik investor) berada pada dua lokasi yang saling berdekatan.
Pertama, Hotel Elaf Masya'ir.
Hotel ini berada di kawasan Ajyad Thal'ah Mashafi, berhadapan dengan terminal bus Ajyad.
Saya sendiri pernah menginap di hotel 17 lantai ini saat menunaikan ibadah umrah di tahun 2019.
Kedua, tidak jauh dari Hotel Elaf Masya'ir, di kawasan Bi'run Balilah, bisa ditemukan Hotel Al-Massa Grand yang tingginya mencapai 30 lantai.
Sebelum pandemi, hotel ini bernama Hotel Ramada.
Tapi setelah pandemi, hotel ini beralih manajemen ke pihak Al-Massa Grand.
Terakhir, aset wakaf Baitul Asyi yang berstatus milkun muajjir yang berada dikawasan Aziziyah Janubiyah (Aziziyah Selatan).
Di tempat ini, sekarang bisa dijumpai Hotel Wakaf Habib Bugha Aceh setinggi 18 lantai.