Berita Pidie

Jalan Lampoh Saka-Waido Pidie Dipenuhi Lubang, Warga Desak Dibangun Kembali, Ini Tanggapan PUPR

Penulis: Idris Ismail
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu titik jalan Lampoh Saka - Waido. Foto direkam, Kamis (28/7/2022)

Oleh karena itu, warga setempat mendesak Dinas PUPR Pidie membangun ruas jalan sepanjang 3,5 Km tersebut. 

Laporan Idris Ismail I Pidie 

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Ruas jalan utama Lampoh Saka-Waido, Pidie, dipenuhi lubang. 

Kini kondisinya semakin parah, bahkan lubang itu menjadi kubangan saat musim hujan. 

Oleh karena itu, warga setempat mendesak Dinas PUPR Pidie membangun ruas jalan sepanjang 3,5 Km tersebut. 

Hal ini setidaknya seperti disampaikan Tgk Abdul Hamid (56), warga Kecamatan Peukan Baro, Pidie, kepada Serambinews.com, Kamis (28/7/2022). 

Jalan menghubungkan dua kecamatan di Pidie, yakni Peukan Baro dengan Kecamatan Simpang Tiga itu sudah enam tahun terakhir rusak parah. 

Kabid Bina Marga PUPR Pidie, Risnandar ST (SERAMBINEWS.COM/IDRIS ISMAIL)

Baca juga: Demi Kenyamanan saat Lebaran, Babinsa dan Warga Gotong Royong Cor Jalan Berlubang di Bener Meriah 

"Setiap tahun warga selalu mengusulkan penanganan ruas jalan tersebut dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) kecamatan serta kabupaten. 

Namun sampai kini belum tersahuti," kata Abdul Hamid.

Selama ini, kata Abdul Hamid, peintas di jalan itu harus ekstra hati-hati. 

Terakhir, kata Abdul Hamid, pihaknya mendengar kabar pemerintah mengalokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) 2022 untuk pembangunan jalan itu, namun belum ada kepastian. 

"Kami mendesak instansi terkait benar-benar menyahuti harapan warga ini, jangan dianakktirikan," ujarnya.

Dikonfirmasi Serambinews.com, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Pidie, Risnandar ST, mengatakan penanganan ruas  jalan itu masuk dalam Koridor 3. 

Sudah beberapa kali diusulkan pembangunananya. 

"Tahun ini masuk usulan kembali dan kiranya status jalan kabupaten ini dapat tertangani lewat APBK 2023 mendatang," jelasnya.

Halaman
12

Berita Terkini