Jurnalisme Warga

Meresapi Dunia Guru Lewat Pendidikan Profesi

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HENDRA KASMI, Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia (Penbi) dan Fasilitator Pendidikan Profesi Guru Bidang Studi Penbi UBBG Banda Aceh, serta Anggota FAMe, melaporkan dari Banda Aceh

Sepertinya tidak cukup waktu tiga sampai empat jam dalam ruang virtual untuk membicarakan berbagai pemasalahan pendidikan berhubungan dengan proses belajar-mengajar, karakter siswa, lingkungan sekolah, fasilitas, perangkat pembelajaran, dan sebagainya.

Saya juga terkadang menjadi pendengar yang budiman tentang curahan hati guru di Aceh.

Memang tahun ini pesertanya sebagian besar berasal dari Aceh, berbeda dengan tahun lalu pesertanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Walau secara struktural memang statusnya berbeda, tetapi secara emosional saya lebih menganggap peserta ini sebagai teman sejawat karena pada dasarnya saya pernah menjadi guru di beberapa sekolah swasta di Banda Aceh dan Aceh Besar sebelum beralih jadi dosen.

Jadi, secara tidak langsung berbagai permasalahan yang dialami oleh guru ini juga pernah saya alami dulu.

Lebih kurang, sudah delapan tahun saya meninggalkan profesi pendidik di sekolah tentu saja banyak pengalaman terbaru, kurikulum, dan sistem pembelajaran yang telah jauh berubah, dan lebih inovatif pada era ini.

Maka, berjumpa dengan teman-teman guru dalam ruang virtual ini seperti sebuah reunian sembari berbagi cerita tentang dunia yang telah lama saya tinggalkan.

Bertemu dan berdiskusi dengan para guru ini saya betul- betul meresapi dunia pendidik yang penuh dinamika.

Ada kesan mendalam saat kita mendidik dengan tulus dan sepenuh hati dan tidak diukur dengan material.

Berbaur dan bercengkerama dengan para siswa setiap pagi merupakan kebahagiaan tersendiri.

Hilang segala peluh dan beban yang mendera.

Pada perkuliahan ini mereka mengidentifikasi masalah yang muncul di sekolah masing- masing.

Tentu saja permasalahan yang dihadapi sekolah yang satu dengan yang lain jelas berbeda.

Lalu, mereka mencari kajian literatur yang terkait dengan akar penyebab masalah lalu menggali informasi dengan narasumber terkait baik dengan guru, kepala sekolah, siswa, pengawas, dan pakar tentang faktor penyebab masalah dan solusi yang tepat.

Kemudian, mengkaji dan menyimpulkan hasil analisis menurut perspektif, lalu dipresentasikan dan didiskusikan bersama dosen, guru pamong, dan peserta lain sebelum diunggah untuk penilaian.

Halaman
1234

Berita Terkini