mengungkap dua faktor utama yang menyebabkan harga komoditas telur ayam melonjak.
Adapun harga telur ayam saat ini menyentuh hingga Rp31 ribu per kilogram.
Zulhas, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa telur sudah dijual di atas Rp30 ribu saat dirinya pertama menjadi kali menjabat sebagai Mendag.
Namun harga itu sempat turun menjadi Rp26 ribu per kilogram.
Dengan Rp26 ribu per kg, Zulhas mengatakan harga tersebut tak layak bagi para penjual telur ayam.
Sehingga, para para indukan ayam dilakukan aplir dini atau disembelih.
“Waktu saya duduk pertama Rp32 ribu turun sampai Rp26 ribu, sekarang naik lagi. Ya sebabnya itu karena terlalu murah jadi apkir dini,” kata Zulhas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2022).
“Apa yang disebut dengan apkir dini. Jadi induknya itu, induknya (ayam) yang petelur itu disembelih, dijual,” ujarnya menambahkan.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menjelaskan alasan apkir dini tersebut.
Hal itu dilakukan untuk mendongkrak harga telur ayam yang sempat anjlok.
Adapun apkir dini pun melibatkan perusahaan besar telur ayam ini.
“Kalau terlalu murah dipotong, dijual induknya. Kan ada induk ayam bertelur, diapkir/disembelih, dijual agar enggak nelur lagi, telur sedikit harga naik,” katanya.
Kemudian faktor kedua ialah karena Kementerian Sosial (Kemensos) mengakumulasi bantuan sosial dalam waktu tiga bulan.
Bansos tersebut, lanjut Zulhas, mayoritas berupa telur ayam.
“Jadi permintaan tiba-tiba melonjak naik,” ujarnya.