Kami sempat berbincang-bincang dengan salah satu peserta umrah, yaitu Raja Khatami.
Pengusaha muda ini membawa ibu, keluarga, dan karyawannya menuju Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah umrah yang sudah lama direncanakan tetapi baru terwujud setelah kasus Covid-19 melandai.
Setelah barang yang akan kami bawa lengkap, kami pun bergerak perlahan dengan mendorong troli masuk ke ruang pemeriksaan atau security check point (SCP), menggunakan pintu detektor.
Sedangkan pemeriksaan barang menggunakan handling baggage system (HBS), sesuai dengan ketentuan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Pendeknya, pemeriksaan dilakukan dua kali, yaitu sebelum check in dan pada saat memasuki ruang tunggu.
Baca juga: TKW Asal Nagan Raya Meninggal di Malaysia, Tim Pemkab Jemput Jenazah ke Bandara Kualanamu Sumut
Tempat check in maskapai Batik Air yang membawa kami terbang pada pukul 10.00 WIB ke negeri seberang berada di lokasi C, sebelah selatan bandara.
Kami mengikuti petunjuk yang ada, tetapi ternyata berbeda tempatnya.
Khusus untuk yang berangkat ke Kuala Lumpur, ruang tunggunya berada di sebelah utara.
Meskipun sudah di tengah-tengah tempat check in kami harus ke luar dari antrean.
Informasi ini kami dapat dari petugas bandara yang menanyakan kami mau ke mana.
Lalu, dengan sabar sang petugas memandu kami ke tempat check in yang benar.
Pelayanan yang maksimal diberikan petugas membuat kami tidak merasakan kendala apa pun pada saat proses check in.
Hanya dengan memperlihatkan KTP dan paspor asli, tanpa harus menunggu lama, semua proses berjalan lancar.
Termasuk berat barang yang kami bawa, setelah ditimbang dinyatakan sesuai dengan standar penerbangan.
Ada barang elektronik yang kami bawa, berupa rice cooker, ini harus melalui pemeriksaan di tempat khusus.
Baca juga: Tur de Kopi Gayo Trans Sumatera, Seniman Baca Mantra Kopi Sengkewe di Dekat Bandara Kualanamu